Selasa, 28 Agustus 2012

Jangan Menunggu

12 kata “JANGAN MENUNGGU” yang perlu dihindari:

1. Jangan menunggu bahagia baru tersenyum, tapi tersenyumlah, maka kamu akan bahagia.

2. Jangan menunggu kaya baru bersedekah, tapi bersedekahlah, maka kamu semakin kaya.

3. Jangan menunggu termotivasi baru bergerak, tapi bergeraklah, maka kamu akan termotivasi.

4. Jangan menunggu dipedulikan orang baru kamu peduli, tapi pedulilah dengan orang lain! Maka kamu akan dipedulikan.

5. Jangan menunggu orang memahami kamu baru kamu memahami dia, tapi pahamilah orang itu, maka orang itu paham dengan kamu.

6. Jangan menunggu terinspirasi baru menulis, tapi menulislah, maka inspirasi akan hadir dalam tulisanmu.

7. Jangan menunggu proyek baru bekerja, tapi bekerjalah, maka proyek akan menunggumu.

8. Jangan menunggu dicintai baru mencintai, tapi belajarlah mencintai, maka kamu akan dicintai.

9. Jangan menunggu banyak uang baru hidup tenang, tapi hiduplah dengan tenang. Percayalah bukan sekadar uang yang datang tapi juga rejeki yang lainnya.

10. Jangan menunggu contoh baru bergerak mengikuti, tapi bergeraklah, maka kamu akan menjadi contoh yang diikuti.

11. Jangan menunggu sukses baru bersyukur, tapi bersyukurlah, maka bertambah kesuksesanmu.

12. Jangan menunggu bisa baru melakukan, tapi lakukanlah! Maka kamu pasti bisa!

*Share artikel ini agar menginspirasi yang lain

Menghargai Waktu

Dikisahkan, suatu hari ada seorang anak muda yang tengah menanjak karirnya tapi merasa hidupnya tidak bahagia. Istrinya sering mengomel karena merasa keluarga tidak lagi mendapat waktu dan perhatian yang cukup dari si suami. Orang tua dan keluarga besar, bahkan menganggapnya sombong dan tidak lagi peduli kepada keluarga besar. Tuntutan pekerjaan membuatnya kehilangan waktu untuk keluarga, teman-teman lama, bahkan saat merenung bagi dirinya sendiri.

Hingga suatu hari, karena ada masalah, si pemuda harus mendatangi salah seorang petinggi perusahaan di rumahnya. Setibanya di sana, dia sempat terpukau saat melewati taman yang tertata rapi dan begitu indah.

“Hai anak muda. Tunggulah di dalam. Masih ada beberapa hal yang harus Bapak selesaikan,” seru tuan rumah. Bukannya masuk, si pemuda menghampiri dan bertanya, “Maaf, Pak. Bagaimana Bapak bisa merawat taman yang begitu indah sambil tetap bekerja dan bisa membuat keputusan-keputusan hebat di perusahaan kita?”

Tanpa mengalihkan perhatian dari pekerjaan yang sedang dikerjakan, si bapak menjawab ramah, “Anak muda, mau lihat keindahan yang lain? Kamu boleh kelilingi rumah ini. Tetapi, sambil berkeliling, bawalah mangkok susu ini. Jangan tumpah ya. Setelah itu kembalilah kemari”.

Dengan sedikit heran, namun senang hati, diikutinya perintah itu. Tak lama kemudian, dia kembali dengan lega karena mangkok susu tidak tumpah sedikit pun. Si bapak bertanya, “Anak muda. Kamu sudah lihat koleksi batu-batuanku? Atau bertemu dengan burung kesayanganku?”

Sambil tersipu malu, si pemuda menjawab, “Maaf Pak, saya belum melihat apa pun karena konsentrasi saya pada mangkok susu ini. Baiklah, saya akan pergi melihatnya.”

Saat kembali lagi dari mengelilingi rumah, dengan nada gembira dan kagum dia berkata, “Rumah Bapak sungguh indah sekali, asri, dan nyaman.” tanpa diminta, dia menceritakan apa saja yang telah dilihatnya. Si Bapak mendengar sambil tersenyum puas sambil mata tuanya melirik susu di dalam mangkok yang hampir habis.

Menyadari lirikan si bapak ke arah mangkoknya, si pemuda berkata, “Maaf Pak, keasyikan menikmati indahnya rumah Bapak, susunya tumpah semua”.

“Hahaha! Anak muda. Apa yang kita pelajari hari ini? Jika susu di mangkok itu utuh, maka rumahku yang indah tidak tampak olehmu. Jika rumahku terlihat indah di matamu, maka susunya tumpah semua. Sama seperti itulah kehidupan, harus seimbang. Seimbang menjaga agar susu tidak tumpah sekaligus rumah ini juga indah di matamu. Seimbang membagi waktu untuk pekerjaan dan keluarga. Semua kembali ke kita, bagaimana membagi dan memanfaatkannya. Jika kita mampu menyeimbangkan dengan bijak, maka pasti kehidupan kita akan harmonis”.

Seketika itu si pemuda tersenyum gembira, “Terima kasih, Pak. Tidak diduga saya telah menemukan jawaban kegelisahan saya selama ini. Sekarang saya tahu, kenapa orang-orang menjuluki Bapak sebagai orang yang bijak dan baik hati”.

Dapat membuat kehidupan seimbang tentu akan mendatangkan keharmonisan dan kebahagiaan. Namun bisa membuat kehidupan menjadi seimbang, itulah yang tidak mudah.

Untuk itu mulai sekarang belajarlah menghargai waktu, waktu dimana kita untuk bekerja dan keluarga.
*Share artikel ini agar menginspirasi yang lain

My Idiot Brother : Kisah Inspiratif Pengorbanan Seorang Kakak

”Ketika tidak ada lagi cara untuk mencari kebahagiaan maka kita hanya memiliki satu pilihan untuk mengorbankan apa yang kita sebut kebencian, sebab hanya dengan itulah kebahagiaan akan terlahir disamping kita ” Agnes Davonar

Sebenarnya apa sih arti kebahagiaan. Buat gua, kebahagian itu dilihat dari siapa saja yang ada di sekitar kita. Buat gua, kebahagiaan itu. Seharusnya dalam hidup gua, hanya ada orang-orang yang berarti. Tapi, sayangnya kebahagiaan yang gua miliki rasanya dikotorin oleh pikiran gua sendiri.

Alkisah, gua punya keluarga lengkap, ayah, ibu dan seorang kakak laki-laki. Tapi kakak laki-laki gua ini sangat berbeda. Dia seperti penghalang kebahagiaan dalam hidup gua, bukan karena dia pinter ataupun bisa merebut kasih sayang orang tua gua. Tapi karena dia idiot. tapi dari dia, gua belajar akan satu hal, satu hal yang mengajarkan bahwa dialah malaikat dalam hidup gua yang berwujub manusia Idiot dalam arti kata bego, cacat dan bikin malu gua sebagai adik.

Ga ada yang bisa gua banggakan dari dia, umurnya uda 5 tahun lebih tua dari gua, tapi begonya seperti 10 tahun lebih mudah dari gua. Gua gak heran, nyokap sampai harus rela nunda kelahiran gua 5 tahun kemudian, hanya demi merawat dia. Dalam bahasa kedokteran, dia itu kena sindrom Down yang bikin otak dia itu bego. Ga penting apa penyakit yang dia bawa sejak lahir, seharusnya dia itu ga pernah ada aja, karena menurut gua, dia itu hanya bikin malu gua.

Sejak kecil, gua selalu bilang ke nyokap. Kalau mau jemput gua di sekolah, jangan pernah bawa Hendra ( nama kakak gua) atau gua ga kan akan pernah pulang bareng mereka. Nyokap tetap cuek aja bawa kakak gua itu. Akhirnya kalau mereka datang, gua kabur dari sekolah dan memilih pulang sekolah dengan jalan kaki.

Sampai di rumah, nyokap bakal marah sama gua dengan kata2 yang sama,
“ Angel, kamu ini ga tau berterima kasih, Mama sama kakak kamu sudah cape2 jemput kamu, kenapa malah kabur?”
“ Siapa bilang Angel kabur?”
“ Kakak kamu walau seperti ini, tapi dia itu gak akan lupa muka adiknya yang lari dari dia?”

Gua terdiam dan bisa bayangkan kalau kakak gua nunjuk2 tangannya saat gua berusaha lari dari mereka,
“ Siapa suruh bawa dia, Angel kan malu punya kakak bego kayak gitu.. angel sudah bilang jangan jemput kalau ada dia.. ” kata gua langsung lari ke kamar.
Gua, ga pernah mau mengerti? Apakah kalimat yang gua ucapin itu, bisa membuat kakak gua ngerti kalau gua ga suka sama dia. Tapi kalimat itu cukup bikin nyokap marah. Ga peduli ya.. yang penting. Gua gak mau diledekin teman-teman karena punya kakak idiot seperti dia.

***

Sebenarnya kakak gua, gak terlalu jahat dan bikin repot gua dalam kesehari-hariannya. Dia bisa makan sendiri, bisa mandi sendiri dan bisa main sendiri tanpa perlu ditemenin siapa-siapa. Kalau tiba-tiba dia muncul saat gua lagi asyik nonton tv, gua selalu suruh dia pergi, dengan wajah dia yang bego dan mukanya yang culun. Dia malah maksa ikut nonton sama gua. Karena kesel gua teriak.
“ Eh idiot pergi deh, gua males banget loe nonton sama gua.. sana pergi..”

“ Angel.. adik.. kenapa benci sama kakak..” kata dia sepatah-patah,
Gua terdiam.

Sebenarnya ga ada jawaban kenapa gua harus benci dia. Gua Cuma merasa, hidup gua ini ga seperti teman-teman gua yang lain. Punya kakak yang normal, bisa jadi pelindung gua. Jadi teman ngobrol gua. Tapi kakak gua.. rasanya mustahil.

Akhirnya gua mengalah dan pergi dari ruang tamu, membiarkan dia nonton tv sendiri.
Dulu, gua gak terlalu peduli dan gak pernah sebenci itu sama kakak gua, waktu kecil, gua sering main boneka sama dia, main lari-larian. Atau berbagi tv yang sama. Gua merasa semua baik-baik saja sama dia, sampai akhirnya ketika gua mulai remaja dan pindah ke sekolah menengah pertama (SMP), semua berubah.

Awalnya teman-teman gak ada yang tau kalau kakak gua itu idiot, sampai akhirnya seiring waktu banyak yang melihat sendiri kakak gua ketika nyokap jemput gua sama dia, gua mulai merasa malu. Teman teman gua yang mulai tau, kalau gua punya kakak idiot, mulai suka ngomongin gua di belakang. Kalau ada soal pelajaran yang di depan kelas ketika gua harus maju untuk jawab saat disuruh pak guru, dan gua gagal. Ada suara teriakan yang bikin hati gua sakit.
“ pantes aja ga bisa, secara.. kakaknya aja idiot, apalagi adiknya..”

Mendengar itu, gua jadi kesel sendiri. Dan pulang ke rumah, kalau dulu kakak gua langsung ajak gua main boneka, kali ini boneka yang dia kasih ke gua, langsung gua lempar,
“ jangan main sama gua lagi,..”
“ Ke.. napa ?” Tanya kakak gua.
“ Gua malu punya kakak idiot kayak loe..”

Dia terdiam. Mungkin berpikir apa yang gua lakuin ke dia.tapi gua ga peduli. Jadi mulai saat itu setiap dia ajak gua main, gua akan marah dan gak mau. Nyokap selalu suruh gua main sama dia dan gua malah nangis.

“ Mama, kenapa sih Angel punya kakak cacat kayak gitu, Angel kan malu di sekolah teman-teman pada ledekin angel.. idiot, bego-lah ini itu, angel malu ma..”
Mama malah nampar gua dan kakak gua ngeliat itu. Dia langsung tarik tangan mama gua.
“ dasar anak gak tau diri, berani-beraninya kamu ngomong gitu ke mama dan kakak kamu..”
“ salah apa Angel, salah kalau ngomong jujur kalau angel malu.. malu punya kakak kayak gitu.. cacat, bego, idiot…” kata gua sambil lari ke kamar.

nyokap hanya bisa peluk kakak gua, kakak gua yang mungkin cacat, dia pasti mengerti rauk wajah gua yang emosi dan marah. Nyokap hanya bisa nangis dan kakak gua belai rambut dia dengan perlahan seperti membelai kucing yang sering dia temukan di jalan.

***
Bokap gua, kerja di di pertambangan jadi gak pernah pulang kalau setahun sekali. Kalau pulang pun, dia lebih banyak habisin waktu sama kakak gua yang cacat, padahal gua juga anaknya, tapi kasih sayang ke gua Cuma sebatas ngasih duit dan cium di kening, beda sama kakak gua yang dianggap anak emas. Gua ga perlu iri dengan yang ini, yang penting gua dapat uang saku sebab gua tau, nyokap ga akan kasih duit ke gua kalau ga ada ember-ember mau temenin kakak yang idiot untuk main bersama.

Yang namanya remaja, pasti mulai merasakan jatuh cinta. Jadi, di sekolah seberang, ada anak ganteng yang gua suka banget namanya Aji. Gua sering ngeliat dia main basket bareng anak-anak cowok di sekolah gua di taman. Suatu ketika, gua sampai rela-rela jadi pembokat klub basket sekolah yang khusus bawain minum buat pemain basket Cuma untuk kenal sama dia. Gua gak jelek dan juga cantik, tapi gua yakin kalau cinta yang tulus pasti kelak akan terbalas.

Tanpa gua sadari, Aji sering liat gua jalan kaki pulang ke rumah, dia kan naik motor. Merasa kasihan atau emang suka sama gua, akhirnya dia nawarin tumpangan. Astaga, hati gua benar-benar berbunga-bunga banget ketika tawaran itu datang ke gua. Tapi gua tau, akan jadi masalah kalau sampai dia tau rumah gua dan ngeliat kakak gua yang cacat, dengan terpaksa gua suruh dia anterin gua jauh 100 meter dari rumah gua, sebab gua tau, kakak gua selalu sambut gua di depan rumah setiap gua mau pulang. Apa jadinya kalau dia tau gua punya kakak cacat, pasti dia ilfeel sama gua.

Tanpa terasa , gua semakin dekat sama dia. Impian gua untuk punya pacar seperti dia nyaris tercapai ketika dia undang gua ke ulang tahun dia sebagai tamu istemewa. Gua tentu harus kasih dia hadiah yang istemewa. Oleh karena itu, gua harus sogok nyokap gua dengan berpura-pura baik dan mau main sama kakak gua yang idiot itu sampai duit gua ke kumpul untuk kasih hadiah ke Aji. Diam-diam, gua pernah nanya ke dia, mau hadiah apa kalau nanti ultah.
“ apa aja dari kamu aku terima kok, walau hanya bunga di jalan..” ujar Aji yang bikin jantung gua nyaris copot karena romantis

Dari teman-teman dia, gua tau. Aji paling suka yang namanya helm sport. Tapi harganya mahal banget, dan gua tau, apapun yang gua lakukan sekaligus jadi baby sister kakak gua yang cacat, gak akan dapat beli itu helm. Terpaksa gua mikir hadiah lain untuk dia. Sambil nemenin kakak gua main, gua jadi baying-bayangin apa yang harus gua beli. Kakak gua yang merasa gua suka bengong lalu nanya.

“ Kok , main monopolinya lama , adik bengong ya..?” kata kakak gua yang walau idiot jago sekali itu duit.
“ mau tau aja, “ kata gua sambil melangkahkan langkah monopolinya.
Tiba-tiba gua jadi kepikiran, mungkin gak ya, kakak gua yang idiot ini punya duit untuk sumbang bantu gua beli helm.
“ Eh, kak, punya duit gak?” kata gua dan dia langsung nyodorin duit monopoli yang bikin gua BT.
“ Duit beneran tolol, bukan duit kayak gini, duit kayak gini gua juga banyak..”

“ buat.. apa?” Tanya dia kalau ngomong suka kepatah-patah khas orang tolol.
“ ada kagak..?” Tanya gua kesel.

Tiba-tiba dia hilang ke kamarnya dan balik lagi dengan toples yang berisi uang benaran.
“ ini.. untuk adik..”
“ sumpeh loe.. duit ini hasil tabungan loe selama ini, banyak bener..”
“ untuk adik.. kakak kasih..”
“ yakin..”
“ ia.. tapi temanin kakak beli permen di supermarket..”
“ Cuma itu doang syaratnya.. gampang banget. Capcus yukkk” kata gua sambil gandeng dia ke supermarket terdekat.

Akhirnya berkat kakak gua, gua bisa beli hadiah terindah untuk Aji. Rasanya bahagia sekali, tapi gua tau, aji ini pasti bakal undang banyak orang dalam ulang tahunnya. Jadi gua harus jadi special di hari itu, gua harus dandan yang cantik dan benar-benar terlihat hebat di pesta ulang tahun dia.
Sampailah tiba pada waktunya.

“ mau kemana Angel?:” Tanya nyokap gua sambil nonton tv sama kakak gua.
“ mau ke ulang tahun teman. “
“ kamu ada ambil duit kakak kamu ya?” Tanya nyokap.
“ kagak tuh, dia yang ngasih sendiri, Tanya aja sendiri sama dia..”
“ ooo. Pantesan duit tabungan dia habis,. Kamu tau gak, dia nabung duit itu buat beli kado ulang tahun kamu minggu depan.. “ kata nyokap yang langsung bikin gua sadar kalau minggu depan gua ulang tahun.

“ oo. Gitu, makasih deh, sama aja kan duitnya juga ke angel sekarang.”
“ mau ke ulang tahun dimana Angel..”
“ disamping sekolah itu, kafe hijau. Si kakak juga tau, kan sering minta beli es hijau disana..”
“ yauda, hati-hati..”

Dengan perasaan bebas merdeka tanpa larangan nyokap, akhirnya gua melangkah kaki seribu menuju ulang tahun Aji. Sampai disana, gua benar-benar ga salah tebak, banyak cewek2 yang diundang ke ulang tahun dia, termasuk Agnes, musuh bubuyutan gua di sekolah yang suka reseh. Saat gua masuk ke dalam dia langsung negur gua.

“ eh adiknya si idiot, datang juga kesini.. ngapain? Gak bawa kakak loe kesini? “ kata dia dan gua diem aja.
Gua melihat Agnes uda bawa kado dan tiba-tiba teringat kalau kado gua ketinggalan di rumah.
“ kado dari gua istemewa loh, kado dari loe mana ngel? Jangan bilang loe datang Cuma mau numpang makan gratis.’
“ gak usah reseh deh u. gua punya kado, kado yang gak perlu gua kasih liat ke loe..”
“ oh ya.. Alhamdulillah ya..( berujar mirip arti syarini) masih tau diri juga..”

Agnes pergi ninggalin gua, dan gua merasa bodoh sekali ketinggalan kado untuk Aji, kalau balik lagi ke rumah pasti acara penting pemberian kue ulang tahun pertama dari Aji bakal kelewat. Gua gak akan rela kalau si Agnes yang dapat kue pertama. Gua pun berpikir memeras otak untuk membuat suasana jadi gak rusak.

Dirumah.
Kakak gua yang bodoh itu, tiba-tiba ngeliat hadiah kotak yang gak sengaja terletak di lantai, jadi kado itu ketinggalan saat gua lagi iket tali sepatu, dan langsung ninggalin begitu aja. Dia tau dan pasti inget kalau gua akan ke pesta ulang tahun yang tadi gua sebutin, dengan nekad dia bawa kado itu sendirian tanpa sepengetahuan nyokap gua yang lagi cuci piring di dapur. Walau bersusah payah mengingat jalan, akhirnya dia tiba juga di depan tempat kafe hijau sambil bawa kado di tangannya.

Ketika pesta berlangsung dan Aji mulai mau sebutin kue pertama dia, gua dan Agnes saling berpikir untuk mendapatkannya. Tapi tiba-tiba Aji menyebut nama gua, gua senang banget dan maju dengan muka kemenangan di depan Agnes yang sewot mampus.
“ aji maaf ya, kadonya ketinggalan nanti aku kasih besok pas di lapangan basket ya..”
“ iya gapapa, ini kue pertama special untuk kamu.”

Dan saat moment penting itu, kakak gua yang idiot muncul. Sambil berteriak.
“ adik.. adik.. adik… ini kadonya.. kadonya..”
Semua orang melihat ke kakak gua. Dan aji pun gitu. Muka gua langsung terkejut. Agnes mengunakan kesempatan itu sambil berkata.

“ wah, kakaknya si Angel datang tuh, si idiot.. akhirnya adik dan kakak idiot berkumpul hahahaha ”
Kakak gua yang marah kerena merasa Agnes meledek gua, langsung menyerang Agnes hingga mukanya jatuh ke depan kue ulang tahun dan terceplak di mukanya. Gua yang malu melihat kejadian itu langsung panic. Aji bertanya.

“ itu kakak loe..” gua bengong sambil tak bisa menjawab apa-apa
“ bukan.. dia bukan kakak gua..” kata gua lari keluar dari pesta dan merasa malu sekali, karena panic tanpa sadar sepeda motor melaju cepat dan menabrak gua sampai akhirnya gua terpentar tanpa bisa melihat apapun selain orang terakhir di atas bayangan mata gua adalah kakak gua yang berteriak-teriak
Adik.. adik..

***
Dua minggu kemudian, gua terbangun, terbangun dengan kondisi tanpa bisa mengerakan kaki dan tangan gua, tulang leher gua patah karena tabrakan itu. Nyokap sama bokap ada disamping gua. Tapi ada yang kurang lengkap dari kedua orang itu, yaitu kakak gua.
“ ma, aku dimana?” kata gua sambil merasakan mata yang sakit.
“ dirumah sakit.. kamu uda gak bangun sejak 5 hari lalu, kamu koma selama itu.”

Gua melihat sekeliling dan memang gua ada di rumah sakit dan beberapa alat kedokteran,. Tapi bukan itu yang gua mau lihat. Gua mau lihat kakak gua, gua merasa dalam tidur gua, selalu terbayang dia. Bayangan dimana mimpi saat masa kecil yang bahagia bermain sama dia, dia gendong gua, dia kasih makanan yang gua suka dan terakhir dia bilang dia sayang gua dengan terpatah-patah.

“ kakak mana?”
Nyokap menangis, dan bokap terdiam dengan berat hati berkata.
“ dia lagi dirawat di ruang sebelah ..”
“ loh dia sakit apa? Kok juga masuk rumah sakit?”

Gua bangkit dan bonyok membantu gua berjalan ke ruangan sebelah dan melihat kakak gua yang sedang tertidur sambil meluk boneka yang dulu sering dia kasih ke gua.. gua melihat kakak gua dengan keprihatinan dan matanya kedua tertutup dengan perban,
“ kakakmu memberikan kedua matanya untuk kamu, ketika kecelakaan kamu terjatuh dan kedua matamu rusak karena cairan laksa yang dibawa motor itu terkena mata kamu.”

“ astaga. Jadi kakak ga bisa ngelihat lagi dong..” Gua menangis saat mendengar kalimat itu.
“ bukan Cuma itu, ada pendarahan yang terjadi setelah operasi dan kakak kamu jadi kritis gini.”
Gua meraih tangan kakak gua, sambil berkata.
“ kakak, bangun, maafin Angel.. kakak, bangun. Angel janji setelah kakak sembuh, angel akan sayang sama kakak lagi.. angel mohon..”

Tangan kakak gua bergerak dan berkata dengan seperti biasanya.
“ adik.. adik.. kakak sayang kamu.. selamat ulang tahun” kata kakak gua untuk ucapaan terakhir dia

Dan kalimat itulah terakhir yang gua dengar dari dia. Dia telah pergi untuk selamanya, selamanya untuk membuat gua tetap hidup dengan kado kedua matanya untuk gua. dokter sempat menolak untuk memberikan matanya ke gua, tapi kakak gua ngotot. dia merasa tidak boleh ada orang lain yang cacat yang sama di keluarga ini selain dia, mama juga nolak, tapi kakak gua marah dan gak mau makan sampai dia bisa kasih kedua matanya untuk gua. akhirnya mama luluh, dia ikhlas, dan opearasi ke gua berhasil tapi kakak gua alami pendarahan dan akhirnya kritis dan pergi untuk selamanya.

Selamanya untuk membuat gua merasa tak perlu merasa malu memiliki kakak seperti dia. Dia bukan hanya seorang kakak yang bertahan atas penderitaan yang dia miliki sebagai anak yang lahir dengan kerterbatasannya, tapia dia adalah seorang kakak berhati malaikat yang tanpa pernah berhenti mencintai gua sebagai adiknya.

Tanpa pernah merasa sakit hati oleh kalimat kalimat yang terkadang lebih menusuk daripada gua memukulnya dengan keras.
Kakak, karena dirimu lah kini aku sadar,

Aku tidak terlahir untuk sempurna tanpamu, walau dunia ini mungkin tidak pernah adil untuk kehidupanmu saat ini, apapun yang kamu lakukan atas dasar yang kau pikirkan, kaulah tetap kakakku yang terbaik, terbaik yang ingin pernah kusampaikan kepada dunia.
Bahwa hanya ada satu kesempatan untukku bersamamu dalam hidup ini yaitu saat saat kau hidup bersamaku.

selamat jalan kakak tercintaku

Kisah ini telah di novelkan dan akan segera di layarlebarkan pada akhir tahun 2012 (agnesdavonar)

semoga menjadi inspirasi bagi yang membacanya

Sebelum Kamu Berkata "Putus", Jawab 9 Pertanyaan Ini

Apa akhir-akhir ini sedang bermasalah dengan kekasih dan ingin mengakhiri hubungan asmara? Banyak orang yang tidak pikir panjang sebelum memutuskan hubungan. Hal itu bisa menyebabkan Anda menyesal di kemudian hari. Sebelum mengambil langkah serius, coba tanyakan kembali pada diri Anda agar yakin dengan keputusan yang akan di ambil.

Dilansir dari Copar blog tetangga, sembilan pertanyaan ini bisa membuat Anda yakin sebelum memutuskan hubungan asmara Anda dengan si dia.

1. APAKAH HANYA EMOSI??

Pastikan Anda mempunyai alasan yang tepat sebelum mengakhiri hubungan. Tanyakan kepada diri sendiri, apakah keputusan ini memang murni dari hati atau hanya emosi sesaat? Mungkin Anda ingin putus karena baru-baru ini ada cekcok dengan si dia. Sebaiknya, tunggu sampai Anda tenang sehingga dapat berpikir secara matang.

2. APA MASALAH MASIH BISA DISELESAIKAN??

Tanyakan kepada diri sendiri, apakah masih bisa diselesaikan dengan baik? Coba pikirkan kembali bagaimana penyelesaian konflik tanpa mengakhiri hubungan. Diskusikan apa yang Anda inginkan dari sang kekasih, dan dengarkan juga bagaimana perasaan pasangan Anda. Jika masalah memang dapat diselesaikan, Anda akan memiliki nilai positif untuk masa depan hubungan. Mungkin saja sebenarnya Anda dan dia masih ingin berjuang untuk membangun hubungan yang lebih serius.

3. APAKAH SAYA TERLALU CEPAT MENGAMBIL KESIMPULAN??

Ketika sedang dalam masalah, Anda langsung membayangkan hidup menjadi lebih indah jika tanpa kekasih. Hal itu membuat Anda ingin kembali 'single' agar bisa bahagia. Namun, jangan menganggap kalau Anda tidak bahagia karena hubungan yang salah. Coba mengatasi konflik dengan pikiran matang supaya
menemukan jalan keluar yang baik untuk Anda dan si dia.

4. SUDAHKAN TERBUKA DENGAN PASANGAN??

Apakah Anda sudah terbuka dengan pasangan? Daripada hanya menyalahkan dia karena masalah yang terjadi lebih baik evaluasi diri. Bagaimana komunikasi yang terjalin selama ini, sudahkah Anda saling terbuka? Komunikasi yang baik berpengaruh pada hubungan yang sehat. Meskipun nantinya hubungan tetap berakhir, namun dengan komunikasi yang baik, maka keputusan tersebut akan bisa diterima dengan baik oleh kedua belah pihak.

5. APAKAH DUNIA SAYA AKAN BERUBAH SETELAH BERPISAH??

Kebosanan dalam hubungan bisa membuat Anda ingin
berpisah dari si dia, namun bayangkan bagaimana hidup
Anda nantinya jika berpisah darinya? Jika si dia selalu ada untuk Anda dan dia menjadi orang yang bisa diandalkan, maka pikirkan lagi keputusan Anda. Namun jika permasalahan Anda dan si dia sudah sangat berat seperti si dia selingkuh atau berperilaku kasar, Anda tidak perlu pikir dua kali.

6. APAKAH SAYA AKAN MENYESAL KEHILANGAN DIA??

Seperti dijelaskan di atas, jika masalah sudah sangat berat, Anda tidak perlu berpikir panjang untuk memutuskannya. Namun jika masalahnya sepele, sebaiknya pertimbangkan keputusan untuk berpisah, coba tanyakan pada hati, apakah Anda akan menyesal kehilangan dia? Jika hati kecil Anda mengatakan "iya", lebih baik pikirkan kembali keputusan tersebut.

7. APAKAH PERPISAHAN SEBUAH PERMAINAN??

Tidak sedikit orang yang mengancam pasangan akan
mengakhiri hubungan, hanya karena ingin si dia berubah. Namun, perpisahan bukanlah sebuah permainan. Jangan bermain-main dengan kata putus atau Anda bisa kehilangan dia selamanya. Oleh sebab itu, jangan pernah menggunakan ancaman putus sebagai alat agar pasangan memperbaiki sikapnya kepada Anda. Sebaiknya, evaluasi hubungan supaya saling tahu perasaan masing-masing.

8. APAKAH ADA YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN SAYA UNTUK PUTUS??

Pertanyaan yang perlu dikhawatirkan salah satunya, apakah ada yang mempengaruhi keputusan Anda mengakhiri hubungan dengan kekasih? Jika iya, Anda perlu mempertimbangkannya terlebih dahulu. Ini hidup Anda dan hanya diri sendiri yang tahu bagaimana cara Anda bahagia. Mungkin salah satu teman tidak suka dengan hubungan kalian makanya mereka ingin Anda dan kekasih berpisah. Agar dapat solusi terbaik, tenangkan diri Anda serta memikirkan ulang semua perkara yang terjadi dalam hubungan Anda berdua.

9. SUDAHKAH SAYA MEMBERIKAN YANG TERBAIK DALAM HUBUNGAN INI??

Jangan menyalahkan pasangan karena berakhirnya jalinan asmara yang telah dijalani selama bertahun-tahun. Koreksi diri sendiri, apa Anda telah memberikan yang terbaik selama menjalin komunikasi dengannya? Jika Anda ragu berpisah dengan kekasih, tidak ada salahnya mencoba memperbaiki hubungan yang sudah retak.

Sebelum Kamu Berkata "Putus", Jawab 9 Pertanyaan Ini Apa akhir-akhir ini sedang bermasalah dengan kekasih dan ingin mengakhiri hubungan asmara?

Banyak orang yang tidak pikir panjang sebelum memutuskan hubungan. Hal itu bisa menyebabkan Anda menyesal di kemudian hari.

Sebelum mengambil langkah serius, coba tanyakan kembali pada diri Anda agar yakin dengan keputusan yang akan di ambil.

*Share artikel ini agar menginspirasi yang lain

Kisah Uang Rp 1.000 Dan Rp 100.000


Uang Rp 1.000 dan Rp 100.000 sama-sama terbuat dari kertas, sama-sama dicetak dan diedarkan oleh Bank Indonesia (BI).
Ketika bersamaan mereka keluar dan berpisah dari Bank dan beredar di masyarakat, 4 bulan kemudian mereka bertemu lagi secara tidak sengaja di dalam dompet seorang pemuda.

Kemudian diantara kedua uang tersebut terjadilah percakapan; Yang Rp 100. 000 bertanya kepada Rp 1.000, "Kenapa badan kamu begitu lusuk, kotor dan bau amis?"

Rp 1.000 menjawab, "Karena aku begitu keluar dari Bank langsung ditangan orang-orang bawahan dari tukang becak, tukang sayur, penjual ikan dan di tangan pengemis."

Lalu Rp 1.000 bertanya balik kepada Rp 100.000, "Kenapa kamu kelihatan begitu baru, rapi dan masih bersih?"

Rp.100.000 menjawab, "Karena begitu aku keluar dari Bank, langsung disambut perempuan cantik, dan beredarnya pun di restoran mahal, di mall dan juga hotel-hotel berbintang serta keberadaanku selalu dijaga dan jarang keluar dari dompet."

Lalu Rp 1.000 bertanya lagi, "Pernahkah engkau mampir di tempat ibadah?"

Rp.100.000 menjawab, "Belum pernah"

Rp 1.000 pun berkata lagi, "Ketahuilah walaupun aku hanya Rp 1.000, tetapi aku selalu mampir di seluruh tempat ibadah, dan ditangan anak-anak yatim piatu dan fakir miskin bahkan aku selalu bersyukur kepada Tuhan. Aku tidak dipandang bukan sebuah nilai, tetapi adalah sebuah manfaat."

Akhirnya menangislah Rp 100.000 karena merasa besar, hebat, tinggi tetapi tidak begitu bermanfaat selama ini. Jadi bukan seberapa besar penghasilan kita, tetapi seberapa bermanfaat penghasilan kita pakai untuk ke jalan yang benar. Karena kekayaan bukanlah untuk kesombongan

Artikel ini kiriman Jzhu Loverz
*Share artikel ini agar menginspirasi yang lain

Kisah Nyata Tentang Keajaiban Cinta

Kisah ini terjadi di Beijing China, seorang gadis bernama Yo Yi Mei memiliki cinta terpendam terhadap teman karibnya di masa sekolah. Namun ia tidak pernah mengungkapkannya, ia hanya selalu menyimpan di dalam hati dan berharap temannya bisa mengetahuinya sendiri. Tapi sayang temannya tak pernah mengetahuinya, hanya menganggapnya sebagai sahabat, tak lebih.

Suatu hari Yo Yi Mei mendengar bahwa sahabatnya akan segera menikah hatinya sesak, tapi ia tersenyum “Aku harap kau bahagia“. Sepanjang hari Yo Yi Mei bersedih, ia menjadi tidak ada semangat hidup, tapi dia selalu mendoakan kebahagiaan sahabatnya.

12 Juli 1994 sahabatnya memberikan contoh undangan pernikahannya yang akan segera dicetak kepada Yi mei, ia berharap Yi Mei akan datang, sahabatnya melihat Yi Mei yang menjadi sangat kurus & tidak ceria bertanya “Apa yang terjadi dengamu, kau ada masalah?”

Yi mei tersenyum semanis mungkin ”Kau salah lihat, aku tak punya masalah apa apa, wah contoh undanganya bagus, tapi aku lebih setuju jika kau pilih warna merah muda, lebih lembut…” Ia mengomentari rencana undangan sahabatnya tesebut.

Sahabatnya tersenyum “Oh ya, ummm aku kan menggantinya, terimakasih atas sarannya Mei, aku harus pergi menemui calon istriku, hari ini kami ada rencana melihat lihat perabotan rumah… daag“. Yi Mei tersenyum, melambaikan tangan, hatinya yang sakit.

18 Juli 1994 Yi Mei terbaring di rumah sakit, Ia mengalami koma, Yi Mei mengidap kanker darah stadium akhir. Kecil harapan Yi Mei untuk hidup, semua organnya yang berfungsi hanya pendengaran, dan otaknya, yang lain bisa dikatakan “Mati“ dan semuanya memiliki alat bantu, hanya mukjizat yang bisa menyembuhkannya.

Sahabatnya setiap hari menjenguknya, menunggunya, bahkan ia menunda pernikahannya. Baginya Yi Mei adalah tamu penting dalam pernikahannya. Keluaga Yi Mei sendiri setuju memberikan “Suntik Mati“ untuk Yi Mei karena tak tahan melihat penderitaan Yi Mei.

10 Desember 1994 Semua keluarga setuju besok 11 Desember 1994 Yi Mei akan disuntik mati dan semua sudah ikhlas, hanya sahabat Yi Mei yang mohon diberi kesempatan berbicara yang terakhir, sahabatnya menatap Yi Mei yang dulu selalu bersama.

Ia mendekat berbisik di telinga Yi Mei “Mei apa kau ingat waktu kita mencari belalang, menangkap kupu kupu?… kau tahu, aku tak pernah lupa hal itu, dan apa kau ingat waktu disekolah waktu kita dihukum bersama gara gara kita datang terlambat, kita langganan kena hukum ya?”

“Apa kau ingat juga waktu aku mengejekmu, kau terjatuh di lumpur saat kau ikut lomba lari, kau marah dan mendorongku hingga aku pun kotor?… Apakah kau ingat aku selalu mengerjakan PR di rumahmu?… Aku tak pernah melupakan hal itu…“

“Mei, aku ingin kau sembuh, aku ingin kau bisa tersenyum seperti dulu, aku sangat suka lesung pipitmu yang manis, kau tega meninggalkan sahabatmu ini?….” Tanpa sadar sahabat Yi Mei menangis, air matanya menetes membasahi wajah Yi Mei.

“Mei… kau tahu, kau sangat berarti untukku, aku tak setuju kau disuntik mati, rasanya aku ingin membawamu kabur dari rumah sakit ini, aku ingin kau hidup, kau tahu kenapa?… karena aku sangat mencintaimu, aku takut mengungkapkan padamu, takut kau menolakku“

“Meskipun aku tahu kau tidak mencintaiku, aku tetap ingin kau hidup, aku ingin kau hidup, Mei tolonglah, dengarkan aku Mei … bangunlah…!!“ Sahabatnya menangis, ia menggengam kuat tangan Yi Mei “Aku selalu berdoa Mei, aku harap Tuhan berikan keajaiban buatku, Yi Mei sembuh, sembuh total. Aku percaya, bahkan kau tahu?.. aku puasa agar doaku semakin didengar Tuhan“

“Mei aku tak kuat besok melihat pemakamanmu, kau jahat…!! kau sudah tak mencintaiku, sekarang kau mau pergi, aku sangat mencintaimu… aku menikah hanya ingin membuat dirimu tidak lagi dibayang-bayangi diriku sehingga kau bisa mencari pria yang selalu kau impikan, hanya itu Mei…“

“Seandainya saja kau bilang kau mencintaiku, aku akan membatalkan pernikahanku, aku tak peduli… tapi itu tak mungkin, kau bahkan mau pergi dariku sebagai sahabat“

Sahabat Yi mei berbisik ”Aku sayang kamu, aku mencintaimu” suaranya terdengar parau karena tangisan. Dan apa yang terjadi?…. Its amazing !! ”CINTA“ bisa menyembuhkan segalanya.

7 jam setelah itu dokter menemukan tanda tanda kehidupan dalam diri Yi Mei, jari tangan Yi Mei bisa bergerak, jantungnya, paru parunya, organ tubuhnya bekerja, sungguh sebuah keajaiban !! Pihak medis menghubungi keluarga Yi Mei dan memberitahukan keajaiban yang terjadi. Dan sebuah mujizat lagi… masa koma lewat…. pada tgl 11 Des 1994.

14 Des 1994 saat Yi Mei bisa membuka mata dan berbicara, sahabatnya ada disana, ia memeluk Yi Mei menangis bahagia, dokter sangat kagum akan keajaiban yang terjadi. “Aku senang kau bisa bangun, kau sahabatku terbaik“ sahabatnya memeluk erat Yi Mei .

Yi Mei tersenyum “Kau yang memintaku bangun, kau bilang kau mencintaiku,tahukah kau aku selalu mendengar kata-kata itu, aku berpikir aku harus berjuang untuk hidup“ “Lei, aku mohon jangan tinggalkan aku ya, aku sangat mencintaimu” Lei memeluk Yi Mei “Aku sangat mencintaimu juga“.

17 Februari 1995 Yi Mei & Lei menikah, hidup bahagia dan sampai dengan saat ini pasangan ini memiliki 1 orang anak laki laki yang telah berusia 14 tahun. Kisah ini sempat menggemparkan Beijing.

----

Dari kisah ini kita bisa belajar tentang dua hal penting: komunikasi dan asumsi. Betapa banyak orang menderita hidupnya hanya karena dua hal ini, salah asumsi dan salah komunikasi. Buang jauh-jauh asumsi, dan utamakan komunikasi.

Komunikasikan keinginan, perasaan, pikiran kita dengan sebaik mungkin entah itu di rumah, di lingkungan kerja, di sekolah, di mana pun juga. Jika kita mampu memanfaatkan kekuatan komunikasi ini dengan baik, hidup kita akan terasa lebih mudah dan mungkin malah lebih baik.

Senin, 27 Agustus 2012

Setiap Sesuatu Pasti Ada Ganjarannya

Di sebuah daerah hiduplah seorang pedagang kaya. Ia mempunyai seorang pelayan yang sangat lugu, sehingga orang menyebutnya bodoh.

Suatu hari, si pedagang berkata pada pelayannya untuk pergi ke sebuah desa yang miskin untuk menagih hutang dari para penduduknya. "Hutang mereka sudah terlalu banyak," kata pedagang itu.

"Baiklah, tuan," jawab si bodoh. "Tetapi apa yang akan anda lakukan terhadap uang itu nantinya?"

"Belikan sesuatu yang tidak aku punya," jawab si pedagang.
Kemudian pelayan bodoh itu pergi ke desa. Ia menagih hutang satu demi satu dari para penghuni desa. Penghuni desa itu sangat miskin dan desa mereka baru saja menderita karena kemarau panjang.

Akhirnya, si pelayan bodoh menyelesaikan tugasnya. Di perjalanan pulang ia mengingat perintah tuannya, "belikan sesuatu yang tidak aku punya."

"Apa, ya? Tuanku sangat kaya, bukankah ia sudah memiliki segalanya?" pikir si bodoh.

Setelah berpikir beberapa saat, si bodoh menemukan jawabannya. Ia kembali ke desa itu dan ia membagikan uang yang baru saja ia kumpulkan kepada para penghuni desa.

"Tuanku memberikan uang ini untukmu." katanya. Para penghuni desa sangat gembira. Mereka memuja kebaikan si pedagang itu.

Saat si bodoh pulang ke rumah dan melaporkan apa yang sudah ia lakukan, si pedagang menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kamu benar-benar sangat bodoh," ia mengeluh.

Waktu berlalu. Terjadilah sesuatu yang tidak diperkirakan. Pergantian pemimpin karena pemberontakan dan bencana banjir menghancurkan usaha pedagang itu.

Pedagang itupun bankrut. Ia meninggalkan rumahnya dan hanya si bodoh yang mengikuti dirinya. Saat sampai di sebuah desa, entah mengapa, para penduduk desa menyambut mereka dengan ramah dan hangat. Mereka menyediakan sebuah tempat dan makanan untuk si pedagang.

"Siapa para penghuni desa ini? dan mengapa mereka menolongku?" tanya si pedagang.

"Sebelumnya, tuan mengatakan padaku untuk menagih hutang dari para penduduk miskin desa ini." jawab si bodoh. "Tuan memintaku untuk membelikan sesuatu yang tuan tidak miliki. Aku pikir, tuan sudah mempunyai segalanya. Satu-satunya yang tuan tidak punya adalah cinta dari hati mereka. Kemudian aku mengembalikan uang itu atas nama tuan. Sekarang tuan menuai cinta mereka.

Pesan Cerita :

Kadang kita tidak menyadari, orang-orang yang kita pikir tidak penting, menjadi orang yang menolong kita di saat sulit. Sadarilah hal itu, janganlah kita melupakan sesama, karena tidak peduli seberapa kecil suatu kebajikan, suatu hari kita akan menuai berkahnya. Mulai hari ini marilah kita belajar sedapat mungkin menyenangkan hati dan membantu orang lain.

Bermanfaat

Seorang pengusaha sukses dan terkenal bernama Paul bertanya pada pendetanya, ”Maaf saya mengganggu Pak Pendeta. Begini, di lingkungan tempat saya tinggal, di lingkungan saya bekerja, di lingkungan pergaulan, saya selalu dijuluki orang pelit dan kurang bersedekah. Padahal aku sudah menyampaikan kepada mereka bahwa ketika kelak saya mati, seluruh harta dan warisan yg saya sekarang miliki akan saya hibahkan utk yayasan sosial, semua sahabat dan orang2 yang kurang beruntung lainnya.”

Sang Pendeta tersenyum kecil mendengar pertanyaannya sambil balik bertanya,”Emang matinya kapan pak?”

Pak Paul, ”Ya…belum taulah!”

“Baiklah Pak Paul, untuk pertanyaan bapak, saya tidak perlu menjawabnya. Tapi saya akan menceritakan kepada bapak sebuah perumpamaan tentang seekor sapi dan seekor babi. Babi adalah termasuk binatang yang kurang disukai orang karena wajahnya yang jelek, badannya yang bau dan kandangnya yang selalu jorok, sedangkan sapi banyak yang suka.

Suatu hari Babi mengeluh kepada Sapi, "Pi(Sapi), org selalu memuji badannmu yang bagus, matamu yang bening. Mereka pikir engkau sangat dermawan, sebab setiap hari engkau memberi mereka susu segar. Tetapi coba engkau bayangkan dengan aku. Aku telah memberikan semua yang aku miliki, nyawaku melayang sia-sia, dagingku mereka panggang & kadang mereka buat ham, kakiku mereka belah dan mereka membuat sop kaki babi. Bulu-buluku mereka olah dan dijadikan sikat. Tetapi kenapa tak satupun orang dimuka bumi ini yang menyukai aku.??"

“Mau tau apa jawaban si sapi?” kata Pendeta.

“Maulah Pak Pendeta…”jawab Paul

Si sapi menjawab, ”Bi..(Babi) barangkali karena aku memberikan apa yang aku miliki ketika aku masih hidup, sedangkan kamu….memberikan semuanya setelah kamu mati ….”

Pak Paul terdiam sejenak dan akhirnya tersenyum mengerti.

Hal terpenting dalam hidup adalah masa kini. Mari manfaatkan secara maksimal untuk memancarkan kasih dan kearifan.

*share artikel ini untuk menginspirasi yang lain

Sabtu, 25 Agustus 2012

Keindahan Jangan Disimpan, Melainkan Harus Dihargai

Seorang temanku menelpon dan menyampaikan kalau dirinya mengalami kecelakaan mobil pada beberapa hari lalu, sekarang sedang melakukan pemulihan di rumah, dia bertanya kepadaku apakah ada waktu untuk menjenguknya. Sehabis meletakkan telpon, aku segera berangkat ke tempatnya. Sesampainya di rumahnya, suaminya yang membukakan pintu, sedangkan temanku
tampak duduk di atas sofa dalam ruang tamunya, kakinya tertutup oleh selembar selimut.

Melihatku datang, dia meminta maaf sambil tertawa: “Aku tidak bisa menjemputmu, sebab aku tidak bisa berdiri.”

Aku terkejut mendengarnya. Ketika selimut disingkirkan terlihat kalau sepasang kakinya tidak sama panjang. Seketika aku tertegun dan bertanya kenapa demikian?

Temanku menjawab: “Aku ditabrak oleh sebuah truk besar yang lepas kendali di jalan tol.”

Temanku menepuk sofa di sampingnya dan mempersilahkanku untuk duduk, setelah aku mengeringkan air mataku, dia meminta suaminya untuk mendorong kursi roda ke hadapannya. Batinku merasa pilu melihat kursi roda yang masih baru itu, ketika melihat suaminya membopongnya ke atas kursi roda, hatiku berdebar-debar, sebab sebelumnya dia memiliki sepasang kaki yang sangat indah!

Temanku meminta diriku untuk mendorongnya ke kamar tidurnya, dia memintaku untuk membuka lemarinya. Begitu dibuka, di dalamnya ada sepotong rok bertali bahu yang berwarna gading dan sangat indah, panjang rok sampai di lutut, di antara kedua utas tali bahu yang berukuran kecil ada dipasangkan sehelai selendang sutra berwarna perak keabu-abuan, di atas selendang tersulam gambar daun dari benang sutra perak, label harganya masih lengkap tergantung di sana.

Temanku memintaku untuk menurunkan rok dan selendang dari lemari dan menaruh di tangannya, dia merabanya dengan hati-hati dan mengepaskan pada tubuhnya sambil bertanya: “Indah bukan?”

Hidungku terasa berair: “Sungguh indah!”

Temanku melipat rok dan menaruhnya di tanganku : “Untuk kamu.” Aku lekas-lekas mengayunkan tangan.

Temanku menundukkan kepala: “Apakah menurutmu aku masih membutuhkannya di kemudian hari?”

Sepatah kata itu membuat kami berdua sama-sama menangis.

Temanku kemudian mengeluarkan satu kotak sepatu berwarna putih, setelah dibuka ternyata di dalamnya ada sepasang sepatu putih bertumit tinggi dengan ukuran 6 inci. Dia mengatakan: “Sepatu ini merupakan pasangan rok tadi.”

Aku menganggukkan kepala: “Sungguh indah!”

Temanku melihat dengan pandangan mendalam ke luar jendela, beberapa saat kemudian baru dia membalikkan kepala dan berkata kepadaku dengan perasaan sedih tiada terhingga: “Tahukah kamu, ketika aku menemukan diriku akan begini selama-lamanya, apa yang paling kusesali dalam hatiku? Paling kusesali adalah diriku tidak dapat lagi mengenakan rok indah lagi di kemudian hari. Aku tahu kalau kakiku sangat panjang dan sangat indah, apalagi jika sedang memakai rok pendek seperti ini, tentu akan lebih enak dipandang orang. Aku memiliki banyak helai rok yang indah, setelah kecelakaan semuanya telah kuberikan pada orang. Hanya tersisa sehelai rok yang paling kusukai ini, aku sudah lama menyimpannya dan tidak rela untuk mengenakannya, selalu saja menunggu datangnya suatu momen yang paling istimewa, suatu hari dan tempat yang sangat berbeda, namun sepertinya setiap hari adalah biasa-biasa saja, tiada satu hari pun yang istimewa, aku sekarang telah kehilangan kesempatan untuk mengenakannya untuk selama-lamanya.’

Dia berhenti sejenak dan menarik tanganku: “Sekarang aku tahu kalau sesuatu yang indah jangan disimpan selama-lamanya, jangan disimpan hanya untuk menunggu suatu hari istimewa yang tidak pasti datang.”

Ketika ke luar dari rumah temanku, hari sudah sangat malam. Aku duduk di mobil sambil memeluk rok, selendang dan sepatu yang sangat indah dan mahal ini, dalam benakku terus terbayang sepasang kaki temanku yang cacat dan rok yang indah ini, hatiku terasa sangat nyeri sekali, “hari penting” atau “hari istimewa” itu mungkin akan datang dalam hidupnya di kemudian hari, namun rok pendek dan sepatu bertumit tinggi ukuran 6 inci yang indah tidak ada lagi di dalam kamusnya.

Sebetulnya, dalam hidup kita bukankah kita juga sering dengan hati-hati menyimpan benda atau hal yang menurut diri kita adalah paling indah dan paling berharga untuk menunggu suatu tempat yang paling penting, suatu momen yang paling tepat atau suatu kesempatan yang istimewa, baru rela menampilkannya kepada orang?

Setibanya di rumah, suamiku masih menungguku sambil menonton televisi.

Aku masuk ke kamar untuk ganti pakaian dan ke luar dengan mengenakan rok, sepatu dan selendang.

Mata suamiku seketika menyala: “Oh Tuhan! Kamu sungguh cantik! Di mana kamu beli pakaian ini?”

Aku menggelengkan kepala dan menyampaikan kepadanya kalau pakaian ini dihadiahkan oleh seorang teman, sebab dia tidak bisa lagi mengenakan rok, sebab dia tidak punya kaki lagi.

Mata suamiku segera meredup, menarik tanganku untuk duduk dan melihat pada label rok itu: “Apa yang terjadi?”

Rok ini dibeli pada 3 tahun lalu, namun masih dalam kondisi baru.

Air mataku kembali mengalir deras ke luar: “Dia telah membelinya untuk waktu yang lama, dia pikir suatu hari nanti pasti ada kesempatan untuk mengenakannya, dia selalu menunggu suatu hari yang istimewa......”

Suamiku merangkulku dan mengelus rambutku: “Hari istimewa itu tidak pernah datang, bukankah begitu?”

Keesokan paginya, suamiku sudah sibuk di dapur, ketika aku masuk ke dapur dengan mata yang masih mengantuk, di meja makan telah tersedia sarapan pagi, tempat makanan sarapan ternyata adalah beberapa piring porselin warna gading, itu adalah peralatan dapur yang kubeli pada 2 tahun lalu dalam sebuah pameran, permukaan piringnya sangat halus, di tepi piring ada gambar stroberi merah dan daun hijau kecil. Saat ini di atas piring terisi telur mata sapi berwarna kuning dan putih, kelihatan sangat indah. Suamiku selama ini tidak mengijinkanku untuk menggunakannya, sebab takut jika pecah tidak bisa jadi set lagi, dia selalu beralasan kalau kelak suatu hari nanti kami pindah ke rumah besar, maka piring yang tidak satu set ini tidak akan enak dipandang lagi.

Pagi ini tentu dia pagi-pagi sudah bangun dan menghabiskan banyak waktu untuk mencari piring-piring ini di ruang penyimpanan.

Sehabis sarapan, aku memindahkan kursi untuk membuka pintu lemari gantung, di dalamnya tersimpan berbagai macam cangkir kristal kelas tinggi yang sesudah dibeli langsung disimpan. Semua cangkir itu kubeli secara bertahap, sebagian hanya dipergunakan sekalu dua kali saja ketika menjamu tamu pada Tahun Baru, sebagian lagi sama sekali tidak pernah dipergunakan. Setiap kali habis pakai segera disimpan kembali, takut kalau sampai dipecahkan oleh anakku, aku selalu menunggu sampai kelak anak sudah besar dan tidak akan memecahkannya lagi, baru akan dikeluarkan untuk dipergunakan, namun aku selalu saja khawatir akan dibuat pecah, tak peduli anakku usianya 2 tahun atau pun 12 tahun.

Maka semua peralatan makan dan cangkir indah ini biasanya tidak akan pernah diletakkan di atas meja makan. Sekarang aku menaruh semuanya di atas meja makan, aku tidak mau lagi menunggu datangnya suatu momen yang istimewa dan tidak biasa. Semua barang yang indah ini sudah dapat kulihat setiap saat.

Siangnya suami dan anakku pergi ke Electronic City, aku duduk untuk menulis selembar kartu ulang tahun, walau pun ulang tahunnya sudah lewat seminggu. Dulu setiap kali aku ingin menulis surat kepadanya untuk mengungkapkan perasaanku, berterima kasih atas kasih sayang dan pengertiannya selama beberapa tahun ini, bahkan aku ingin dia tahu betapa kagum dan sayangnya diriku kepadanya, namun selalu saja aku memberitahukan diri sendiri kalau tidak usah terburu-buru. Sebab ulang tahun pada tahun depan masih bisa, bahkan aku berpikir mungkin kalau kami berdua sudah renta dan tidak bisa bergerak leluasa lagi, masih belum terlambat untuk menulisnya saat itu.

Sekarang aku tahu kalau “hari esok” tidak mungkin akan tetap menungguku di depan, aku harus setiap saat menyampaikan perasaan sayang dan terima kasihku padanya. Aku malah menelpon satu bioskop dan memesan 3 lembar tiket untuk menonton film “Harry Potter” di hari Sabtu, anakku telah banyak kali memintaku untuk menemaninya menonton film-film yang disukainya, namun aku selalu merasa sangat sibuk dan tidak sempat menemaninya untuk menonton film kanak-kanak, aku selalu bilang nanti, menanti cuaca baik, menanti kondisi hati baik, menanti waktu luangku datang.

Selalu saja menunda-nunda, menunda sampai semua film sudah lewat masa tayangnya, namun “waktu, tempat dan orang yang cocok” itu tidak juga tiba. Sekarang anakku hampir mencapai usia di mana dia tidak perlu lagi ditemani untuk menonton film, aku terpikir akan suatu hari nanti ketika dia sudah dewasa dan meninggalkan rumah, hanya akan meninggalkan bayangan punggungnya dan penyesalan selama-lamanya. Aku telah menyia-nyiakan kesempatan untuk menonton bersamanya, kegembiraan yang tidak mungkin kembali lagi.

Ketika malam menonton televisi, suamiku mengeluarkan setumpuk brosur pemasaran rumah, pada setiap lembarnya tercetak gambar rumah yang sangat cantik, suamiku meletakkannya di depanku dan berkata: “Mari, pilih satu rumah yang kamu sukai.”

Aku memandang padanya, dulu dia tidak pernah membawa pulang benda seperti ini, juga menentangku membawa pulang. Dia selalu beranggapan kalau kami sudah punya rumah dan tidak perlu lagi menambah pengeluaran dengan membeli rumah baru.

Saat ini dia duduk di sofa dan mengeluarkan selembar di antaranya untuk ditunjukkan kepadaku: “Tempat ini cukup baik, sangat dekat ke Dong-hu, dari rumah bisa melihat air danau, di komplek juga ada lapangan tenis dan kolam renang, ada lahan rumput dan bunga yang luas... Kita boleh terlebih dahulu membayar uang muka, sisanya mengambil kredit dari bank, dengan demikian kita sekeluarga bisa tinggal di rumah idaman kita, ketika kamu lelah boleh ke kolam renang di bawah, anak kita juga boleh main roller skating di dalam komplek.”

Aku melihat padanya: “Bukankah pernah kamu bilang kalau kantormu ada fasilitas pembagian rumah?”

Suamiku menjawab: “Jangan menunggu lagi, sebab tidak tahu harus menunggu berapa tahun lagi, selain itu jika pun tiba waktunya mendapatkan jatah, belum tentu rumah tersebut akan kita sukai. Jika seumur hidup hanya 100 tahun, paling tidak semestinya kita pernah tinggal di rumah idaman kita.”

Aku menganggukkan kepala. Suamiku memandang padaku melewati meja teh, saat itu aku sedang mengenakan rok indah dari temanku. Dia seperti teringat sesuatu dan berjalan ke tempatku untuk merangkul pinggangku: “Tahukah apa yang kupikirkan ketika melihatmu mengenakan rok ini? Menurutku, benda-benda indah dalam kehidupan tidak seharusnya disimpan, semua yang ada dalam perkawinan juga demikian.”

Biar bagaimana pun, sepasang suami isteri sudah seharusnya menampilkan benda paling indah dalam setiap harinya, jangan disimpan sambil menunggu hari istimewa yang tidak pasti datang.

Sesuatu yang indah janganlah disimpan, melainkan harus dihargai. Benda yang indah dalam kehidupan tidak perlu disimpan, semua hal dalam perkawinan juga begitu. Jangan disimpan sambil menunggu hari istimewa yang tidak pasti datang.

Pintu Kehidupan

Dalam kehidupan ada banyak sekali daun pintu, tak peduli terkunci atau tidak terkunci, tak peduli terbuka atau tertutup, diri sendiri selalu harus mencoba untuk membuka pintu itu.

Jika pun pintu depan tidak dapat dibuka, boleh mencoba pintu samping atau pintu belakang. Jika pun tidak ada pintu samping atau pintu belakang, jangan lupa masih ada jendela untuk dicoba.

Jika pun jendela tidak dapat dibuka, anda boleh pergi jalan-jalan dulu dan nantinya baru kembali lagi, kenapa harus bodoh menunggu?

Ada sepasang abang beradik yang tinggal bersama, selama beberapa tahun lamanya setiap hari mereka sama-sama berangkat kerja. Karena abang pulang kerja lebih dini, maka adik tidak pernah memikirkan masalah buka pintu dan tidak pernah membawa anak kunci pintu.

Suatu hari, karena tiba-tiba ada masalah, adik pulang ke rumah lebih cepat.

Dia duduk di ambang pintu, dengan jemu mengharapkan abang cepat pulang, setelah menunggu beberapa jam, akhirnya abang muncul di jalan depan rumah.

Abang melihat pada adik dan bertanya: “Mengapa kamu duduk di sini?”

Adik menjawab: “Saya tidak ada anak kunci!” Abang tersenyum tanpa bicara dan mendorong daun pintu, ternyata pintu langsung terbuka.

Ternyata pintu rumah tidak pernah dikunci. Adik menunggu sia-sia di depan pintu hanya dikarenakan dia tidak mau mencoba untuk mendorong daun pintu.

Kisah ini menjelaskan kalau ada sebagian dari masalah “tidak dapat” diselesaikan, kadangkala hanya disebabkan oleh kita “tidak ingin” menyelesaikannya, tidak mau mencoba, tidak mau membuka mulut dan tidak mau bertindak.

Apakah anda sudah bersiap-siap untuk membuka pintu?

Pintu kehidupan ini harus anda buka sendiri!

Artikel Ini Kiriman Slie

Dialog Antara Dosen dengan Mahasiswa

Seorang Profesor dari sebuah universitas terkenal menantang mahasiswa-mahasiswanya dengan pertanyaan ini, "Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?".

Seorang mahasiswa dengan berani menjawab, "Betul, Dia yang menciptakan semuanya".

"Tuhan menciptakan semuanya?" Tanya professor sekali lagi.

"Ya, Pak, semuanya" kata mahasiswa tersebut.

Profesor itu menjawab, "Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan menciptakan Kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip kita bahwa pekerjaan kita menjelaskan siapa kita, jadi kita bisa berasumsi bahwa Tuhan itu adalah kejahatan."

Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis professor tersebut. Profesor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi dia telah membuktikan kalau Kekristenan itu adalah sebuah mitos.

Mahasiswa lain mengangkat tangan dan berkata, "Profesor, boleh saya bertanya sesuatu?".

"Tentu saja," jawab si Profesor,

Mahasiswa itu berdiri dan bertanya, "Profesor, apakah dingin itu ada?"

"Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada. Kamu tidak pernah sakit flu?" Tanya si professor diiringi tawa mahasiswa lainnya.

Mahasiswa itu menjawab, "Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas. Suhu -460F adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua partikel menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita menciptakan kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas."

Mahasiswa itu melanjutkan, "Profesor, apakah gelap itu ada?"

Profesor itu menjawab, "Tentu saja itu ada."

Mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi anda salah, Pak. Gelap itu juga tidak ada. Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak. Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk memecahkan cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang setiap warna. Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di ruangan tersebut. Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya."

Akhirnya mahasiswa itu bertanya, "Profesor, apakah kejahatan itu ada?"

Dengan bimbang professor itu menjawab, "Tentu saja, seperti yang telah kukatakan sebelumnya. Kita melihat setiap hari di Koran dan TV. Banyak perkara kriminal dan kekerasan di antara manusia. Perkara-perkara tersebut adalah manifestasi dari kejahatan."

Terhadap pernyataan ini mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi Anda salah, Pak. Kejahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan. Seperti dingin atau gelap, kejahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan Tuhan. Tuhan tidak menciptakan kejahatan. Kejahatan adalah hasil dari tidak adanya kasih Tuhan dihati manusia. Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap yang timbul dari ketiadaan cahaya."

Profesor itu terdiam.

Nama mahasiswa itu adalah Albert Einstein.

Sederhana Adalah Indah


Ada satu pabrik biskuit yang baru saja menginvestasikan modal besar untuk memasang satu lini produksi otomatis yang paling modern dan paling cepat. Dari produksi sampai pembungkusan bonbon dioperasikan dengan sabuk berjalan, sehingga dapat menghemat banyak waktu berharga, ini membuat pemilik pabrik merasa sangat senang.

Namun tidak berselang lama kemudian, pabrik telah menerima banyak telpon keluhan, tidak sedikit produk yang dibeli pelanggan, walau bungkusannya tidak bermasalah, ternyata setelah dibuka, dalamnya kosong, tidak ada biskuit sama sekali.

Para insinyur mengatakan kalau mestinya masalah ada pada rancangan mesin baru ini. Mendengarnya, pemilik pabrik lalu mengundang banyak tenaga ahli untuk melakukan penelitian, dengan harapan dapat mengetahui pokok permasalahannya.

Sebulan kemudian, tim ahli menyerahkan sebuah buku laporan tebal kepadanya, mereka memperkirakan sebab kesalahan dari sudut pandang fisika dan matematika dan memperhitungkan segala kemungkinan kesalahannya. Pada halaman terakhir dari buku laporan tertulis kesimpulan : Saran kami adalah ganti mesin baru.

Ketika pemilik pabrik membaca laporan yang tidak berguna sama sekali ini, dia benar-benar emosi sampai hampir pingsan. Kebetulan pada sore hari itu, dia sudah harus berangkat ke luar negeri untuk urusan bisnis dan tidak bisa memimpin sendiri penanganan masalah. Pemilik pabrik yang sudah kehabisan akal ini hanya bisa menggaruk-garuk kepala dan berjalan ke sana ke mari di dalam pabrik.

Tiba-tiba ada seorang operator produksi datang mendekat padanya, dia berkata dengan suara pelan: “Bos.... menurutku, aku bisa menyelesaikan masalah produksi.”

“Apa katamu?” Pemilik pabrik langsung menghentikan langkah kakinya dan berkata dengan mata melotot: “Aku telah menyewa begitu banyak tenaga ahli untuk menyelesaikannya dan mereka telah pun gagal, kamu hanya seorang pekerja biasa, apakah kamu bisa?”

Pekerja itu menganggukkan kepalanya. Pemilik pabrik menghela napas dan berkata: “Baiklah. Jika kamu sanggup menuntaskan masalah ini sebelum aku kembali dari luar negeri, aku naikkan jabatanmu menjadi Kepala Pabrik.”

Setengah bulan kemudian, pemilik pabrik pulang dari luar negeri. Di luar dugaannya, ternyata produk selama setengah bulan ini tidak ada satu pun yang cacat, tampaknya pekerja ini telah berhasil.

Sesuai janjinya, pemilik pabrik mempromosikan pekerja ini menjadi kepala pabrik. Dia tidak dapat menahan diri dan bertanya dengan perasaan ingin tahu: “Siapa sebenarnya dirimu? Apakah kamu sengaja menyembunyikan kemampuanmu? Atau kamu adalah seorang jenius dalam bidang mesin?”

“Lapor Bos, seperti anda lihat, aku hanya seorang pekerja biasa”, jawabnya.

“Lalu, bagaimana kamu melakukannya?” Pemilik pabrik bertanya dengan heran.

“Sangat mudah!” Sambil mengangkat bahu, pekerja itu melanjutkan: “Aku hanya memasang satu kipas angin besar di bagian belakang lini produksi, sehingga bungkusan kosong terhembus oleh angin kipas angin itu.”

Ketika menghadapi masalah produksi ini, pemilik pabrik yang sudah berpengalaman banyak tahun di bidang bisnis dan para ahli berpendidikan tinggi sibuk membuat "rumit" masalah tanpa menyelesaikannya, sebaliknya pekerja yang memikirkan masalah dengan "pengetahuan umum" mampu membuat masalah menjadi "sederhana" dan menuntaskannya dengan mudah.

Kamis, 23 Agustus 2012

Senyuman Adalah Paling Cantik

Ada seorang ibu miskin yang telah bercerai dari suaminya dan harus mencari nafkah sendiri untuk menghidupi anaknya. Pernah sekali, karena ingin meluaskan pandangan anaknya, agar dia dapat melihat dunia yang
indah, maka dia membawa anaknya jalan-jalan ke pusat perbelanjaan, supaya dia dapat mengenal segala macam barang.

Barang-barang dalam pusat perbelanjaan sungguh beraneka ragam, ada berbagai macam mainan: beruang kecil, kucing kecil, boneka, robot, dan lain sebagainya. Anaknya sungguh penurut, dia sudah merasa senang asal ibu membawanya melihat-lihat ke sana ke mari.

Suatu hari, dia melihat ada orang sedang mengambil foto. Anak ini tiba-tiba menarik tangan ibunya dan berkata: “Bu, aku juga ingin foto!” Ibu ini mengelus kepala anaknya sambil membereskan rambutnya, dengan lembut mengelus pipi anaknya dan berkata: “Anakku! Kamu lihat pakaianmu ini kurang cantik, bagaimana kalau hari ini jangan foto dulu?”

Anak ini baru berusia 5 atau 6 tahun, namun ternyata dia menjawab ibunya: “Bu, tidak ada pakaian cantik untuk dikenakan juga tidak apa-apa. Walau pakaianku tidak cantik, namun aku bisa tersenyum, bukankah senyumku sangat cantik?”

Setelah mendengar perkataan itu, ibu merasa sedih, sebab dia tidak pernah memberikan pakaian cantik untuk dikenakan oleh anaknya, namun semua orang mengatakan kalau anaknya sangat menarik. Pada hari itu, ibu baru sadar kalau anaknya sangat menarik dikarenakan mukanya senantiasa dihiasi dengan senyuman.

Senyuman memang paling cantik. Walaupun mengenakan pakaian secantik apa pun, tidak akan lebih cantik daripada senyuman akrab di wajah. Anak berusia 5 atau 6 tahun ini sungguh bijak, dia tahu kalau ibunya sangat bersusah payah, tidak ada uang berlebih untuk dipergunakan, maka dia hanya ingin melihat-lihat di pusat perbelanjaan saja, walau tidak ada pakaian cantik untuk dikenakan, namun dirinya dapat menciptakan rasa keindahan, yaitu senyumannya.

Jika tiada keserakahan dan keinginan berlebihan, hidup kita baru akan terasa memuaskan dan nyaman. Orang yang tahu puas dan nyaman, wajahnya akan senantiasa dihiasi dengan senyum puas, ini berarti hatinya sangat tenang dan terjaga dengan baik. Dalam kehidupan, asal batin tenang dan wajah senantiasa dihiasi dengan senyuman, maka ini adalah kehidupan yang paling indah.

Anakku, Belikan Ibu Sekantung Roti

Hari itu adalah hari Sabtu, sore menjelang malam di musim semi memiliki warna dan bau bagai jus jeruk segar.

Sejak pagi-pagi saya sudah berjanji dengan teman-teman akan jalan-jalan ke pasar malam, ternyata ibu menelpon pada jam akan pulang kantor, suaranya penuh keceriaan bagaikan anak gadis saja: “Besok kantor saya akan jalan-jalan ke luar kota untuk melihat
rumput hijau di musim semi, nanti ketika kamu pulang kantor tolong belikan sekantung roti kelapa di toko roti Tiramisu, saya akan membawanya sebagai bekal makan siang.”

“Jalan-jalan ke luar kota untuk melihat rumput hijau?”, saya terkejut mendengarnya, “Wah! Kalian masih bisa jalan-jalan ke luar kota untuk melihat rumput hijau?”

Tanpa berpikir panjang, saya segera menolaknya, “Bu, saya sudah janjian dengan teman akan ke luar jalan-jalan, saya tidak ada waktu.”

Setelah tawar menawar untuk waktu yang lama, ibu terus berkata: “Hanya membelikan sekantung roti saja, itu sangat cepat dan tidak akan memperlambat dirimu.”

Akhirnya karena nada suara ibu agak marah, saya dengan terpaksa menyanggupinya.

Karena ingin cepat-cepat menuntaskannya, maka begitu habis jam kantor saya segera menuju ke toko roti itu.

Namun begitu melihat kondisi di toko roti tersebut, hati saya segera amblas, sebab sangat ramai sekali, pelanggan berbaris panjang sampai di luar toko, tanpa tertahankan saya menjerit dalam hati.

Sambil berbaris dalam antrian panjang, saya berulang kali melihat pada jam tangan, sesekali juga bertanjak kaki untuk melihat ke dalam toko, setelah berdiri selama 20 menit, baru berhasil masuk ke dalam toko.

Saya berdiri sampai merasa berat di atas kepala. Lapar sampai mata berkunang-kunang, apalagi setelah terpikir teman-teman pasti sedang menunggu, saya terus mengentak-ngentakkan kaki karena kesal.

Angin semilir musim semi menghembus di sekeliling tubuh saya, ditambah lagi dengan semerbak roti siap panggang yang memabukkan, namun hati saya malah penuh dengan api amarah yang sewaktu-waktu siap meledak.

Benar-benar saya tidak tahu apa yang diinginkan ibu, hari Minggu tidak istirahat di rumah, malahan pergi jalan-jalan, apakah tubuhnya tahan?

Lagipula ke luar bersama-sama teman sejawat di kantornya, sekelompok perempuan lanjut usia jalan-jalan di musim semi, apa yang menyenangkan? Kebiasaan jalan-jalan di musim semi seharusnya merupakan kegiatan anak-anak. Ibu sudah sedemikian tua, kenapa masih jalan-jalan di musim semi?

Orang-orang di depan mulai bertengkar hebat karena masalah antrian. Ada orang yang antusias membantu, dia menghitungkan jumlah dan jenis roti yang dibeli setiap orang, serta mengaturkan urutan antrian.

Jika dihitung-hitung, saya adalah orang terakhir dari panggangan ketiga, paling tidak ada sedikit harapan, saya menarik napas lega dan mengganti dengan kaki satunya untuk berdiri.

Pada saat ini di belakang saya ada yang memangil dengan suara halus: “Nona.”

Saya berpaling, ternyata seorang ibu setengah umur yang tidak saya kenal.

Saya bertanya dengan ketus: “Ada apa?”

Dia berkata dengan senyum penuh kerendahan hati: “Nona, bolehkah kita berembuk sebentar? Lihat, saya hanya berjarak satu orang di belakangmu, namun harus menunggu satu kali panggang lagi. Saya ini membelikan roti untuk anak lelakiku, besok dia akan melakukan perjalanan jauh, nanti saya harus lekas pulang untuk masak nasi, malam masih harus mengantarkannya ke les. Jika kamu tidak terburu-buru, apakah boleh?..”

Wajahnya penuh dengan harapan, sambil bertanya, “Untuk siapa kamu belikan roti?”

Saya menjawab dengan wajar: “Untuk ibuku, besok dia akan pergi jalan-jalan ke luar kota untuk melihat rumput hijau di musim semi.”

Saya benar-benar tidak mengerti, begitu mendengar jawabanku, seluruh toko bagaikan tersenyap tanpa suara, semua pandangan mata mengarah padaku.

Ada orang yang bertanya dengan suara keras: “Belikan untuk siapa katamu?”

Sebelum saya sempat menjawab, pelayan toko berkata dengan tertawa: “Wah! Hari ini sudah terjual ratusan kantung roti, namun anda adalah orang pertama yang membelikan untuk ibunya.”

Saya terkejut mendengarnya, saya melihat ke sekeliling dan menemukan kalau hampir semua orang yang antri adalah wanita, dari wanita tua beruban sampai ibu muda, setiap orang terlihat sudah menjadi orangtua anak.

“Bagaimana dengan kalian?”

“Tentu saja dibelikan untuk raja cilik di rumah.” Tidak tahu siapa yang menyahut, namun semua orang tertawa jadinya.

Ibu yang berada di belakangku segera berkata: “Maaf! Saya tidak menyangka, benar-benar tidak menyangkanya. Toko ini demikian ramai, namun kamu rela menunggu, benar-benar tidak mudah. Awalnya saya sudah tidak mau datang lagi untuk membelinya, namun anakku bersikeras mau. Karena hanya setahun sekali, saya rela memberinya makan enak dan main enak. Ketika kita kecil dan akan berpergian jauh, bukankah juga ingin makan makanan ringan?”

Pada wajahnya seketika timbul kedambaan pada masa lalu, membuat orangnya terlihat menjadi lembut sekali.

Saya bertanya: “Apakah anda masih ingat akan perihal berpergian jauh di masa kecil?”

Dia tertawa: “Kenapa tidak ingat? Sekarang juga ingin pergi, setiap tahun juga menginginkannya, walau pun hanya duduk di atas rumput sambil menikmati siraman sinar matahari juga sudah cukup, biar bagaimana pun juga merupakan musim semi. Namun sayang tidak ada waktu.”

Dia mengeluhkan dengan suara kecil: “Mungkin kalau anakku sudah seusia kamu sekarang, barulah saya ada kesempatan untuk itu.”

Ternyata demikian adanya, jalan-jalan ke luar kota untuk melihat rumput hijau di musim semi bukan merupakan gerak hati sekonyong-koyong dari ibu, melainkan harapannya yang sudah terpendam selama puluhan tahun dalam lubuk hatinya. Namun kenapa saya tidak pernah memahaminya, sedangkan saya adalah anaknya.

Di dalam kantung plastik di tangannya ternyata berisi minuman, roti kering, gel buah dan makanan kesukaan anak-anak lainnya. Kantung plastik itu sungguh berat sehingga terlihat tubuhnya ikut miring sedikit, namun dia tetap tidak mau menaruhnya di lantai dan beristirahat sejenak, dia menjelaskan padaku: “Semua isi plastik ini tidak boleh terbentur atau tertekan.” Dia menunggu dengan tegar dan susah payah sambil memikul tanggung jawab menjaga barang-barang yang tidak boleh terbentur atau tertekan ini.

Dia mendesah dengan senyum tenang: “Siapa suruh saya seorang ibu? Saya harus bertahan sampai nantinya anakku tahu untuk membelikan sesuatu untukku.”

Dia memandang pada saya dalam-dalam dan berkata dengan suara penuh keyakinan, “Pokoknya hari itu sudah tidak lama lagi.”

Hanya karena keberadaan saya, apakah berhasil memberikan kepercayaan diri sedemikian besar padanya?

Seketika saya teringat pada diriku yang tadinya menolak sana sini pada ibu, hatiku mulai terasa pilu.

Pada saat ini, roti panggangan baru sudah dikeluarkan, harumnya menyebar ke mana-mana.

Ibu yang berada di depanku memalingkan muka dan berkata: “Mari kita berganti tempat saja, kamu beli dulu.”

Saya terpaku dan segera menolak: “Tidak usah, anda sudah menunggu lama.”

Namun dia sudah berada di belakangku, wajah tuanya penuh dengan bekas dari kerasnya kehidupan.

Suaranya lembut: “Namun ibumu sudah menunggu dua puluhan tahun.”

Ibu tua di depan juga menghindar dengan muka tersenyum. Orang yang di depannya juga melihat padanya sejenak dan menghindar juga. Saya melihat mereka satu persatu mengalah dengan tenang dan wajar.

Di depanku terbentang sebuah jalur yang langsung menuju ke kasir. Saya berdiri di ujung jalur dengan mata terbelalak dan mulut terbuka, bolak balik tanpa berani melangkah maju.

“Cepat”, ada orang yang mendesakku, “Ibumu sudah menunggu di rumah.”

Saya melihat pada setiap orang dari mereka dengan jantung berdebar, mereka memandang padaku dengan wajah tersenyum. Dalam tatapan mata mereka ada beban usia, namun juga ada keyakinan diri terhadap masa depan. Selebihnya adalah kelembutan tanpa batas. Seketika saya mengerti kalau yang mereka lihat bukanlah diriku, melainkan anak mereka yang sudah dewasa.

Apakah semua ibu sudah terbiasa tidak berkata susah, juga tidak meminta balasan, impian kecil mereka hanyalah suatu hari kelak anak mereka akan membelikan sekantung roti ketika pulang kerja.

Jalur menuju kasir ini terasa sangat panjang. Saya seakan berjalan dalam dekapan setiap ibu, bagaikan melewati kehidupan yang sangat panjang.

Dari seorang anak yang tahu tahu apa-apa berjalan sampai ujung kehidupan, akhirnya saya mengerti akan isi hati ibu.

Kamis, 16 Agustus 2012

6 Ciri Pasangan Posesif Dan 6 Tips Mengatasinya

Cinta yang posesif itu bukan cinta yang mendewasa. Bagi pelakunya, dapat dikatakan masih kekanak-kanakan dengan menuntut pasangannya untuk menjadi seperti yang diharapkannya, tanpa memberikan ruang untuk berkembang secara original & genuine.

Posesif dapat diartikan sebagai reaksi yang berlebihan atas hal-hal yang wajar. Posesif muncul ketika sikap “perhatian” dinilai berlebihan, baik oleh lawan pasangan atau oleh lingkungan. Perbedaan dengan over protective adalah konteks relasinya, dimana over protective lasimnya ada dalam relasi antara anak dan orang tua.

Sikap ini berpotensi muncul di awal-awal masa pacaran sebagai bentuk usaha untuk memaknai rasa “saling memiliki”. Trauma atau pengalaman buruk di masa berpacaran yang sebelumnya dapat memicu muncul dan berkembangnya sikap posesif. Misalnya, pengalaman dikhianati atau ditinggal selingkuh pasangannya. Karenanya, yang bersangkutan menjadi posesif dengan harapan pengalaman traumatis di masa lalu tidak berulang kembali.

Kesenjangan yang mencolok antar pasangan dapat pula memicu sikap posesif. Misalnya, seorang pria yang ”chasing”nya biasa saja, namun memiliki pacar seorang putri yang cantik jelita. Hal tersebut dapat memunculkan pemikiran-pemikiran yang negatif akan pasangannya, seperti: banyak pria tampan yang pasti naksir pacarnya. Karenanya, semampu mungkin akan membatasi pacarnya sedemikian rupa sehingga tidak akan berpaling dari dirinya yang biasa saja. Dalam kaitannya dengan gender, kaum pria cenderung posesif, manakala yang bersangkutan merasa lebih dibandingkan pasangannya, sehingga merasa memiliki hak untuk “mengatur” pihak perempuan.

Tips untuk mengatasi posesif adalah membangun, memelihara dan menjaga sikap saling percaya. Tentukan arah hubungan, apakah hanya sekedar menikmati masa pacaran saja atau ada orientasi luhur yang ingin dicapai. Usahakan juga hubungannya setara. Sedapat mungkin, ketika masalah yang berbau rasa cemburu diselesaikan hingga tuntas dan tidak berlarut-larut. Bila memiliki pasangan yang posesif, maka pihak yang tidak posesif memberikan kesempatan bagi pasangan untuk tidak posesif. Misalnya, berani asertif bahwa sikap posesif pasangannya justru menjadikan dirinya tidak berkembang.

- 6 Tanda Bahwa Seseorang Itu Posesif -

Sikap posesif pasangan terkadang bisa diartikan sebagai tanda perhatian si dia. Namun, sikap jika posesif si dia mulai membuat hidup Anda terasa terkekang, kondisi ini biasanya berujung pada keretakan hubungan.

Perlu diketahui, hubungan yang sehat selalu ditandai sikap-sikap saling menghormati kebebasan pribadi pasangan, tetapi tetap dalam kerangka komitmen yang sehat.

Bagaimana dengan kekasih Anda? Apakah dia selalu memaksakan kehendaknya atau sebaliknya, selalu menunjukkan sikap dewasa dalam menjalani hubungan ini? Anda perlu tahu ciri pasangan yang punya sikap posesif, seperti dikutip dari Times of India:

1. Bersikeras Mengetahui Keberadaan Anda
Tanda paling jelas dari kekasih posesif adalah selalu ingin mengontrol hidup Anda. Jika dia tidak dapat menghubungi Anda melalui telepon, dia akan menginterogasi Anda untuk mendapatkan jawaban rinci dan detail.

2. Menghubungi Berkali-Kali
Dia akan menghubungi Anda berkali-kali dalam sehari hanya untuk memastikan bahwa Anda baik-baik saja. Tentu saja ini bisa mengganggu, apalagi bila dia sampai mengirim SMS atau menelepon Anda meski sudah larut malam. Lama kelamaan, tentu Anda tidak merasakan hal ini sebagai perasaan cinta. Sikap overprotektif bisa membuat seseorang merasa tidak nyaman.

3. Menganggap Anda Adalah Teman Si Dia Satu-Satunya Baginya, Anda adalah segalanya. Dia juga menuntut Anda berlaku demikian. Semua hal yang dia lakukan harus dilalui berdua. Lama kelamaan, hal ini tentu bisa membuat Anda sulit bergerak.
Jika Anda merencanakan jalan-jalan dengan teman-teman atau sekadar memanjakan diri, si dia akan menafsirkan bahwa Anda mengabaikannya. Dia akan marah dan mungkin akan membuat Anda merasa serba salah.

4. Si Dia Ingin Anda Benar-Benar Kenali Kehidupannya
Banyak wanita berpikir, kecemburuan dari kekasih mereka akan membuat wanita merasa dihargai dan penting. Perbedaan antara cemburu dan posesif adalah ketika kekasih tidak puas dengan hanya mengetahui bahwa orang itu memperhatikan Anda. Dia akan menggali lebih lanjut dan bertanya seputar pendapat Anda tentang dirinya.

5. Selalu Mengatur Dalam Segala Hal
Seorang wanita membutuhkan ruang untuk bisa melakukan banyak hal, dan yang terpenting adalah saat berbusana. Tapi, pria posesif akan selalu ingin mengatur soal urusan pakaian pasangannya. Jika selalu mengkritik Anda, misalnya soal cara berpakaian, si dia termasuk dalam kategori posesif.

6. Membatasi Ruang Gerak Anda
Kebanyakan pria posesif tidak suka pasangan mereka menghabiskan waktu bersama keluarganya. Jika si dia mulai tak suka dengan kedekatan Anda dengan keluarga, Anda harus berhati-hati, pasangan masuk dalam kategori posesif.
Jika kekasih memiliki lebih dari sikap posesif, ada baiknya Anda melakukan komunikasi intensif dengannya, dan buat komitmen hubungan yang bisa membuat Anda merasa nyaman. Jangan sampai karena sikap posesifnya membatasi ruang gerak Anda.

- Jadi bagaimana cara mengatasinya? -

6 Cara Menghilangkan Sifat Posesif

Apakah kamu seorang pacar yang posesif? Wah,kasihan sekali pacar kamu. Pasti dia merasa sangat tidak nyaman dengan sifat posesif kamu itu. Terus bagaimana caranya menghilangkan sifat posesif? Oke, saya akan membantu bagaimana cara menghilangkan sifat posesif agar pacar kamu merasa nyaman berada di dekat kamu.

1. Menyadari Sifat Posesif Itu
Akui saja bahwa kamu memang memiliki sifat posesif. Dengan begitu kamu akan mempunyai motivasi untuk menghilangkannya. Coba pikir,bagaimana kamu mau menghilangkan sifat posesif kalau kamu sendiri tidak menyadari bahwa kamu memiliki sifat posesif.?

2. Jalin Komunikasi Yang Baik
Entah untuk yang keberapa kalinya saya bilang bahwa komunikasi adalah kunci sukses dalam sebuah hubungan. Dan ternyata komunikasi juga merupakan salah satu cara ampuh untuk menghilangkan sifat posesif. Komunikasi juga dapat mencegah terjadinya kesalahpahaman antara kamu dan pasangan.

3. Percaya Terhadap Pasangan
Belajarlah untuk memberikan kepercayaan terhadap pacar kamu. Apa artinya sebuah hubungan tanpa didasari rasa kepercayaan. Apa pun yang dilakukan selalu dicemburui, dicurigai. Terkadang sifat posesif timbul karena kita tidak bisa mempercayai pasangan.

4. Memiliki Tekad Untuk Berubah
Langkah selajutnya setelah kamu menyadari sikap posesif itu adalah memiliki keinginan,motivasi untuk berubah menjadi lebih baik. Oke, dengan membaca artikel ini, saya harap kamu sudah mempunyai keinginan untuk berubah dan menghilangkan sifat posesif itu.

5. Memberikan Kebebasan
Kamu harus menyadari satu hal, bahwa setiap orang adalah mahluk yang merdeka. Mereka semua memiliki kebebasan untuk memilih, menetukan dan mengatur sendiri hidupnya. Sekali pun itu adalah pacar kamu. Kamu tidak punya hak sama sekali untuk mengekang dan mengatur sesuai dengan keinginanmu. Berikan dia kebebasan secara individu. Tentunya kamu tidak ingin kalau hak-hak kamu sebagai manusia dibatasi bukan? Begitu juga pacar kamu.

6. Minta Pacar Kamu Untuk Mengingatkan
Terlalu berat kalau kamu harus berjuang sendiri untuk menghilangkan sifat posesif kamu itu. Karena itu mintalah bantuan pacar kamu untuk mengingatkan kalau kamu berbuat sesuatu yang mengarah ke sikap atau sifat posesif. Kerjasama antara kamu dan pacar dibutuhkan dalam hal ini.

Selasa, 14 Agustus 2012

Kedamaian

Alkisah, di sebuah kerajaan, sang Raja mengadakan sebuah sayembara. Dengan hadiah berupa emas yang sangat berharga kepada rakyat yang bisa melukis tentang "kedamaian". Saat diumumkan, banyak seniman dan pelukis mencoba mengikuti sayembara dan berusaha keras untuk memenangkan lomba tersebut.

Waktu yang dijanjikan pun tiba. Baginda Raja datang ke tempat para seniman melukis dan berkeliling melihat-
lihat hasil karya mereka. Di antara sekian banyak lukisan, hanya ada dua buah lukisan yang benar-benar paling disukai baginda Raja, yang dianggap mampu mewakili tema tentang kedamaian. Dan sang Raja harus memilih satu di antara keduanya.

Lukisan pertama menggambarkan sebuah telaga yang tenang. Permukaan telaga itu bagaikan cermin sempurna yang memantulkan kedamaian, gunung-gunung menghijau yang menjulang mengitari danau, di atasnya terpampang langit biru dengan awan putih berarak-arakan. Sungguh lukisan pemandangan alam yang sangat indah. Semua yang memandang lukisan ini akan berpendapat, inilah lukisan tentang kedamaian jiwa bagi yang melihatnya.

Sedangkan lukisan kedua menggambarkan pemandangan pegunungan juga. Namun tampak kasar, gundul, dan gersang. Di atasnya terlukis langit yang gelap dan merah menandakan turunnya hujan badai yang telah mereda. Di sisi gunung, ada air terjun deras yang berbuih-buih. Sekilas, lukisan itu sama sekali tidak menampakkan ketenangan dan kedamaian.

Tapi, sang Raja melihat sesuatu yang menarik. Di balik air terjun itu tumbuh semak-semak menghijau di atas sela-sela bebatuan. Dan di antara semak-semak itu, tampak seekor induk burung pipit berada di atas sarangnya, sedang mengerami telurnya dan terlihat sebuah kehidupan baru berupa anak burung pipit yang menetas dari pecahan telur. Benar-benar indah dan damai.

Lukisan manakah yang memenangkan lomba? Sang Raja memilih lukisan nomor dua sebagai pemenangnya. Banyak orang pun bertanya: mengapa lukisan itu yang dimenangkan oleh baginda Raja?

Baginda Raja menjawab dengan lantang, "Lihatlah burung pipit di dalam lukisan ini, mampu menggambarkan sebuah kedamaian,tanggung jawab, dan kehidupan baru. Lihat gambaran situasi alam yang buruk dan tidak mendukung, tetapi ibu pipit memenuhi segenap tanggung jawabnya, tetap mengerami telurnya hingga menetas.

Rakyatku.., kedamaian itu bukan berarti kita harus berada di tempat yang tanpa keributan, kesulitan, atau pekerjaan yang keras dan sibuk. Kedamaian adalah suasana hati dan pikiran yang tenang dan damai. Meski kita berada di tengah-tengah keributan luar biasa namun tidak dipengaruhi keadaan luar. Kedamaian hati adalah kemampuan menjaga keseimbangan dan kebijaksanaan di segala situasi dan tetap mampu menjalankan tanggung jawabnya dengan baik."

Semua yang mendengar perkataan raja pun dengan diam mengangguk-anggukkan kepala tanda setuju.

Mampu tetap merasa damai di tengah "kekacauan" atau situasi yang riuh rendah memang tidak mudah. Biasanya kita cenderung larut di dalamnya, bahkan mungkin menjadi semakin kacau dan berantakan.

Jika hati dan pikiran kita tidak mampu tenang, kita pun akan mudah terhasut, termakan isu-isu negatif dan hidup menjadi terombang-ambing. Karenanya, kesempatan kita untuk merasakan kedamaian dan bahagia pun menjadi hilang. Mari kita jaga hati dan pikiran sendiri agar selalu tenang dan damai sehingga kebahagiaan akan menjadi milik kita selamanya.

===============

Share/Bagikan Kisah Ini Untuk Menginspirasi Yang Lain

Senin, 13 Agustus 2012

Lakukan yang Terbaik

Seorang anak kecil dan ayahnya sedang berjalan di gunung. Tiba-tiba anak itu tergelincir dan menjerit Aaaahhhhh...!!".
Betapa kagetnya dia ketika mendengar ada suara di balik gunung,"Aaaaahhhh...!!".

Dengan penuh rasa ingin tahu,ia berteriak "Hai..siapa kau..?" Ia mendengar lagi suara di balik gunung,"Hai...siapa kau..?".

Ia merasa di permainkan dan dg marah berteriak lagi, "Kau Pengecut.!!".
Sekali lagi dari balik gunung terdengar suara,"Kau pengecut...!!".

anak kecil tersebut lalu menengok ke arah ayahnya dan bertanya,
"Ayah, sebenarnya apa yang terjadi..?"
Ayahnya tersenyum dan berkata, "Anakku.., mari perhatikan ini..". Kemudian sang ayahpun berteriak pada gunung... "Aku mengagumimu...!" Dan suara itu menjawab "Aku mengagumimu...!"

Sekali lagi ayah berteriak "Kau adalah sang juara...!" Suara itupun menjawab lagi "Kau adalah sang juara...!"

Anak itupun terheran-heran, tapi belum juga memahami. Kemudian ayahnya menjelaskan... "Nak...,orang2 menyebutnya GEMA. Tapi sesungguhnya inilah yang di sebut dengan KEHIDUPAN itu. Ia akan mengembalikan kepadamu apa saja yang kau lakukan dan kau katakan. (Inilah hukum Tabur tuai didlm banyak agama)

Hidup kita ini hanyalah refleksi dari tindakan kita. Bila kau ingin
mendapatkan lebih banyak cinta kasih di dunia ini, maka berikanlah cinta kasih yang tulus dari hatimu. Bila kau ingin mendapatkan kebaikan dari orang lain, maka berikanlah kebaikan dari dalam dirimu.

Hal ini berlaku pada apa saja dan pada semua aspek dalam kehidupan manusia. Hidup akan memberikan apa yang telah kamu berikan padanya. Maka sebenarnya hidup ini adalah BUKAN SUATU KEBETULAN. Hidup ini adalah pantulan dari dirimu sendiri... Inilah GEMA HIDUPMU...

"Lakukan yang Terbaik, maka Hasil Terbaik yang akan Kita Peroleh!!!

Mari bersama suarakan : Kita Berbahagia Dan Sukses!"

===============

Share/Bagikan Kisah Ini Untuk Menginspirasi Yang Lain

Menulis di Atas Pasir, Mengukir di Atas Batu

Ada sebuah kisah tentang sepasang suami istri yang sedang berjalan melintasi gurun pasir. Di tengah perjalanan, mereka bertengkar dan suaminya menghardik istrinya dengan sangat keras. Istri yang kena hardik, merasa sakit hati, tapi tanpa berkata-kata, dia menulis di atas pasir : HARI INI SUAMIKU MENYAKITI HATIKU.

Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis dimana mereka memutuskan untuk mandi. Si Istri, mencoba berenang namun nyaris tenggelam dan berhasil diselamatkan suaminya. Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya hilang dia menulis di sebuah batu : HARI INI SUAMIKU YG BAIK MENYELAMATKAN NYAWAKU.

Suami bertanya : “Kenapa setelah saya melukai hatimu, kamu menulisnya di atas pasir dan sekarang kamu menulis di atas batu ?”

Istrinya sambil tersenyum menjawab : “Ketika hal buruk terjadi, kita harus menulisnya di atas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan itu dan aku bisa melupakannya…

Dan bila sesuatu yang baik dan luar biasa diperbuat suamiku, aku harus memahatnya di atas batu hatiku, agar tidak bisa hilang tertiup angin waktu dan akan kuingat selamanya.”

Dalam hidup ini sering timbul beda pendapat dan konflik karena sudut pandang yang berbeda. Terkadang malah sangat menyakitkan, oleh karenanya cobalah untuk saling memaafkan dan melupakan masalah yang lalu.

“Belajarlah untuk selalu BISA MENULIS DI ATAS PASIR untuk semua hal yang MENYAKITKAN dan selalu MENGUKIR DI ATAS BATU untuk semua KEBAIKAN ….”.

Semoga kita semua mengerti betapa berharganya sebuah “KELUARGA”.

===============

Share/Bagikan Kisah Ini Untuk Menginspirasi Yang Lain