Asssalamu’alaikum Wr. Wb.
Qisoh Ibnu Zauji (Abdurrahman bin Zauji) dari Abi Ali Al Birbi.
Ada 3 bersaudara dari negeri Syam yang sedang menuju ke negeri Rum
(Turki). Mereka adalah orang-orang yang pandai berkuda dalam perang dan
pemberani. Tiga bersaudara ini berhasil di tawan oleh Raja Rum. Kepada
ketiganya Raja menawarkan akan mengangkat mereka menjadi Raja dan
dikawinkan dengan putri-putri Raja, asal dengan syarat mereka mau masuk
agama Nasrani.
Mereka semua menolak bujukan dari Raja Rum. Karena marah Raja Rum
memerintahkan prajuritnya menyiapkan 3 ghidir (panci besar) dan di
ghidir tersebut diisi dengan minyak zaitun. Dibawah ghidir di bakar kayu
sehingga api berkobar. Setelah 3 hari minyak zaitun dididihkan, Raja
memperlihatkannya kepada 3 pemuda Islam tersebut dengan harapan 3 pemuda
tersebut menjadi gentar dan mau mengikuti ajakan Raja Rum agar
berpindah agama menjadi Nasrani. Ternyata ke-3 pemuda tersebut tetap
teguh imannya, akhirnya Raja Rum melemparkan pemuda yang tertua ke dalam
ghidir yang berisi minyak panas. Kemudian Raja membujuk pemuda yang
ke-2 dengan harapan ia menjadi takut dan mau menuruti perintah Raja,
tetapi ternyata pemuda yang ke-2 keimanannya sama kokohnya dengan
saudaranya yang tertua, sehingga akhirnya Raja Rum memerintahkan
prajuritnya memasukkan pemuda yang ke-2 kedalam ghidir yang berisi
minyak zaitun yang panas.
Setelah 2 pemuda Islam tersebut mati, Raja menginginkan agar si
bungsu dapat dibujuk untuk pindah agamanya dari Islam ke dalam agama
Nasrani. Raja memerintahkan para prajuritnya untuk dapat membujuk pemuda
pemuda yang terakhir, akhirnya menghadap kepada Raja seorang algojo
yang berbadan besar dan kasar. Algojo tersebut berkata kepada Raja: “Aku
mampu membujuk dia agar mau masuk agama Nasrani.” Kemudian Raja
berkata: “Bagaimana cara kamu membujuknya?” Algojo tersebut menjawab:
“Aku telah mengetahui kelemahan dari bangsa Arab, mereka sangat mudah
terbujuk dengan rayuan perempuan cantik.” Raja berkata: “Tidak ada
wanita yang lebih cantik dari pada putriku di negri ini.”
Singkat cerita Raja memberi waktu 40 hari kepada algojo tersebut
untuk menjalankan rencananya membujuk tentara Islam yang masih tersisa.
Kemudian Raja menyerahkan putrinya untuk tinggal bersama pemuda
tersebut. Putri Raja meminta kepada ayahnya agar mempercayakan tugas ini
kepadanya dan Raja diminta agar tidak turut campur. Setiap hari putri
raja berusaha membujuk pemuda tersebut, tetapi ternyata pemuda tersebut
tidak terpengaruh dengan bujuk dan rayuan dari putri raja yang cantik.
Setiap harinya pemuda tersebut menyibukkan diri dengan mengerjakan puasa
sunnah di siang hari dan melaksanakan shalat sunnah Tahajud di malam
hari. Sehingga tanpa terasa waktu yang diberikan oleh Raja akan segera
berakhir. Raja bertanya kepada putrinya apakah ia telah berhasil
membujuk pemuda tersebut untuk berpindah agama? Putri Raja menjawab
bahwa ia belum berhasil membujuk pemuda tersebut. Putri Raja beralasan,
kemungkinan pemuda tersebut masih teringat dengan peristiwa kematian 2
saudaranya, sehingga ia tidak bergairah menanggapi rayuanku. Oleh
karenanya putri raja meminta kepada ayahnya agar memberikan tambahan
waktu kepadanya dan meminta agar mereka berdua di asingkan di luar
negeri Kerajaan Rum, dengan harapan agar pemuda tersebut dapat melupakan
peristiwa kematian 2 saudaranya.
Akhirnya Raja Rum mengabulkan permohonan putrinya. Akan tetapi apa
yang dikerjakan oleh pemuda tersebut setiap harinya tetap sama, yaitu
puasa di siang hari dan shalat sunnah di malam hari, tanpa memperdulikan
rayuan dari putri raja. Setelah waktu tambahan yang diberikan raja
hampir habis, putri raja berkata kepada pemuda Islam: “Aku telah melihat
kamu begitu mengagungkan Tuhanmu, sehingga aku telah tertarik untuk
masuk ke dalam agamamu. Sekarang bagaimana caranya agar kita dapat
bebas dari ayahku dan bala tentara Rum?” Pemuda tersebut berkata:
“Datangkan kepadaku kuda agar kita dapat melarikan diri dari kejaran
tentara ayahmu. Sebaiknya kita melakukan perjalanan di malam hari dan
bersembunyi di siang hari.
Singkat cerita, pada saat mereka sedang melakukan perjalanan di malam
hari, tiba-tiba mereka diikuti oleh derap beberapa ekor kuda di
belakang mereka. Ternyata yang mengikuti mereka adalah 2 orang saudara
dari pemuda tersebut yang telah meninggal di rebus dalam minyak panas. 2
pemuda yang telah meninggal tersebut di kawal oleh beberapa orang
malaikat. Pemuda yang masih hidup bertanya kepada 2 saudaranya yang
telah meninggal, apa yang kalian alami saat raja memasukkan kalian
berdua ke dalam ghidir yang berisi minyak panas? Salah seorang dari
mereka menjawab, kami tidak merasakan panasnya minyak, yang kami rasakan
hanya berenang kemudian kami telah berpindah ke dalam Syurga Firdaus.
Dan kedatangan kami kemari adalah ingin menyaksikan pernikahan kamu
dengan putri raja. Setelah menikah, pemuda Islam yang masih hidup
tersebut kembali ke negri asalnya di negri Syam dengan membawa putri
raja sebagai istrinya.
CATATAN:
Ini saja yang dapat al-faqir rangkum dari isi penjelasan ta’lim yang
begitu luas yang disampaikan oleh Al Ustdz. Al Habib Umar bin
Abdurrahman Assegaf. Semoga rangkuman ini dapat bermanfaat dan menjadi
motivasi dalam menuntut ilmu.
Kebenaran Mutlaq milik Allah dan Segala Kekhilafan adalah dari
pribadi Al-faqir sendiri. Segala kelebihan dan kekurangan yang Al-faqir
sampaikan dalam ringkasan ini mohon dibukakan pintu maaf yang
seluas-luasnya.
Afwan Al-faqir tidak mencantumkan nama kitab dan pengarang dalam
setiap rangkuman yang al-faqir kirimkan, karena ada permintaan dari Al
Ustdz untuk tidak mencantumkannya. Karena disamping mengunakan kitab
utama, beliau juga mengunakan kitab-kitab lain sebagai referensi untuk
memperjelas dalam menerangkan permasalahan yang ada dalam kitab utama
yang dibaca, harap dapat di maklum, terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Diterbitkan dalam rangka mengajak untuk menghadiri Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar