Rabu, 25 April 2012

Maintenance busi motor

Cara Kerja Busi dan Perawatannya


Dikerjakan Oleh :
Angga Panji Satria Pratama
Fakultas Teknik Universitas Indonesia

Pengertian dan Cara Memilih Busi
Busi mempunyai arti penting pada mesin bensin seperti pada sepeda motor. Busi sebagai sumber api untuk terjadinya pembakaran. Pada dasarnya ada tiga komponen yang menyebabkan terjadinya pembakaran, yakni bahan bakar, oksigen atau udara, dan panas atau api.
Arus listrik tegangan tinggi dari distributor menimbulkan (membangkitkan) bunga api dengan temperature tinggi diantara elektroda tengah dan massa dari busi untuk menyalakan campuran udara bahan bakar yang telah dikompresikan. Meskipun konstruksi dari busi sederhana, tetapi busi tersebut beroperasi pada kondisi yang sangat berat. Temperatur elektroda busi dapat mencapai kira-kira 2000°C (3632°F) selama langkah pembakaran (kerja), tetapi kemudian akan turun drastis pada langkah hisap karena didinginkan oleh campuran udara dan bahan bakar. Perubahan yang sangat cepat dari panas ke dingin tersebut terjadi berulang-ulang kali pada setiap dua putaran poros engkol.
Lebih jauh lagi, tekanan di dalam silinder juga bervariasi antara 1 atm (760 mmHg atau 29,92 inHg atau 101,33 kPa) pada saat langkah hisap, tetapi kemudian naik menjadi 45 atm pada langkah pembakaran (kerja). Busi harus bisa menjaga kemampuan penyalaan untuk jangka waktu yang lama, meskipun mengalami temperature tinggi dan perubahan tekanan, dan menjaga tahanan insulator dari tegangan tinggi antara 10 sampai 30 kV.
Kondisi Normal, biasanya warna abu-abu merata atau merah bata dari ujung elektroda hingga selongsong busi. Jika ada warna abu-abu muda, maka settingan karburator terlalu irit bensin. Apabila ada warna gelap atau hitam pekat maka menandakan setingan karburator terlalu boros bensin. Biasanya ujung busi basah, basahnya ini basah oli bukan bensin. Karena ada yang bocor di mesin, bisa dari ring piston goyang, bos klep bocor atau oli mesin terlalu banyak hingga seal klep kalah atau bocor. Oli ini ikut terbakar di ruang pembakaran mesin dan meninggalkan sisa basah oli. Biasanya pada motor 2-tak disebabkan karena terlalu banyaknya campuran oli samping. Hal ini disebabkan karena kualitas bahan bakar yang anda gunakan buruk atau jelek, ada campuran kotoran atau sudut pengapian yang terlalu maju dan bisa jadi anda salah pilih jenis busi. Busi yang rata, ini menandakan bahwa businya sudah kebanyakan diamplas jadi sudah abis. Jika mengalami hal ini, maka hendaknya membeli busi yang baru, karena jika dibiarkan terus maka dapat merusak mesin motor, cacat atau rusak, artinya bensin yang digunakan jelek sehingga terjadi gejala detonasi (nglitik) atau jarak elektroda busi terlalu jauh.
Dari jenisnya, busi yang beredar dipasaran dibedakan menjadi dua, yakni busi dingin dan busi panas. Busi dingin adalah busi yang digunakan untuk kendaraan jarak jauh, sedangkan untuk kendaraan yang beroperasi di dalam kota dipilih busi panas. Satu merek busi pun tidak lantas bisa digunakan untuk semua sepeda motor. Busi memiliki seri-seri tersendiri, bisa saja suatu seri dari merek X lebih unggul, sedangkan untuk seri tertentu merek Y lebih bandel dan tangguh. Penggunaan busi harus disesuaikan dengan spesifikasi sepeda motor yang bersangkutan. Dari uji coba yang dilakukan, penggunaan busi yang tidak sesuai spesifikasi akan berdampak buruk. Beberapa kemungkinan yang terjadi, antara lain pertama, piston cepat rusak karena kepala busi hangus; kedua, daya yang dihasilkan sepeda motor berkurang. Percikan api yang dihasilkan oleh busi sangat berpengaruh pada proses pembakaran yang terjadi di ruang bakar mesin bensin. Semakin sempurna pembakaran yang terjadi, semakin balk daya mesin yang dikeluarkan dan gas buangnya juga lebih ramah lingkungan. Hasilnya, selain umur busi lebih lama, kemampuan mesin pun meningkat. Busi modern dibuat agar lebih tahan terhadap perubahan jarak (gap) elektrodenya. Ujung elektrode busi semakin lama akan semakin aus akibat percikan api dan panas saat proses pembakaran di mesin. Semakin renggang jarak elektrodenya, lompatan api di busi akan semakin menurun dan akan menurunkan kualitas pembakaran. Untuk memperbaiki kualitas pembakaran, ada sistem baru yang dikembangkan dan saat ini sudah diterapkan, yakni penggunaan dua buah busi pada ruang bakar, seperti pada sepeda motor Bajaj Pulsar DTSi. Penggunaan busi  tersebut akan menyempurnakan pembakaran karena sumber api lebih besar dan lebih banyak sehingga perjalanan untuk membakar campuran udara bahan bakar di ruang bakar lebih pendek dan terbakar lebih sempurna. Untuk memilih busi yang sesuai, yang perlu diperhatikan adalah spesifikasi dan bentuk elektrodenya. Pengalaman dari pengguna merek tersebut, dan harga juga bisa dijadikan pertimbangan. Bentuk dan elektrode busi ada dua macam, yaitu elektrode huruf V dan U. Keduanya jelas berbeda, yang terlihat pada arah dan jumlah inti percikan api. Semakin banyak inti, akan semakin balk pembakaran yang dihasilkan. Elektrode V cocok untuk segala jenis mesin. Menurut uji coba yang dilakukan, kendati secara umum produsen busi mempunyai kinerja maksimum sampai 20.000 km namun yang efisien hanya 10.000 km. Setelah jarak tersebut, maka kemampuannya akan menurun. Anda bisa mempertimbangkan apakah masih tetap menggunakan busi itu, tetapi kemampuannya telah menurun sehingga kinerjanya menurun atau mengganti busi baru sehingga kinerjanya bisa lebih optimal.

              Cara kerja
            Busi dapat bekerja jika tersambung ke CDI yang mempunyai tegangan ribuan Volt yang dihasilkan oleh lilitan penyala (ignition coil). Elektron yang terdorong masuk dari lilitan akan menghasilkan perbedaan tegangan antara elektroda di bagian tengah busi dengan yang di bagian samping busi.
            Arus tidak dapat mengalir karena adanya bensin dan udara di celah busi, namun jika semakin besar perbedaan tegangan, maka struktur gas di antara kedua elektroda tersebut berubah. Pada saat tegangan melebihi kekuatan dielektrik gas yang ada, maka gas-gas tersebut mengalami proses ionisasi sehingga arus dapat mengalir.
            Dengan mengalirnya elektron, maka suhu di celah percikan busi naik drastis. Suhu yang sangat tinggi ini membuat gas yang terionisasi dapat memuai dengan cepat, sehingga terjadi ledakan kecil. Inilah yang disebut percikan busi, yang pada prinsipnya mirip dengan halilintar atau gundala putra petir.

            Perawatan
Jangan sembarangan pilih busi. Salah-salah, sistem pengapian mesin mobil Anda dapat terganggu. Misalnya, percikan bunga apinya kecil atau bahkan bunga api tidak memercik sama sekali. Bisa juga kesalahan memilih busi mengakibatkan timbulnya gejala knocking (ngelitik).
Dua hal di atas terkait dengan peran busi dalam sistem pengapian. Bunga api kecil biasanya karena nilai hambatan busi tidak sesuai dengan yang dibutuhkan pada sistem pembakaran. Sementara ngelitik muncul biasanya karena pembakaran bahan bakar dipicu oleh panasnya busi, bukan oleh loncatan bunga api. Jika kondisi ini dibiarkan, lama-lama akan merusak mesin. Terutama piston dan silinder mesin yang mengalami keretakan.
Di buku manual juga diinformasikan kapan waktunya melakukan penggantian. Penggantian biasanya harus kita lakukan setiap 20.000 km atau sekitar dua tahun (kecuali busi yang terbuat dari bahan iridium yang tetap bisa tahan sampai 100.000 km). Sedangkan tanda-tanda kapan harus mengganti busi: tenaga mesin yang terasa kurang (pedal diinjak, tetapi mobil tidak mau lari. Atau, mesin terasa brebet). Jika busi sudah rusak maka ujung elektrodanya sudah habis dimakan usia sehingga besi ujung elektrodanya menjadi pendek
Tanda lainnya adalah mesin susah dihidupkan meskipun kunci kontak berkali-kali diputar ke posisi “START”. Busi aus yang masih digunakan pastinya juga akan menghasilkan emisi yang jauh lebih besar, sehingga ketika mengikuti uji emisi, besar kemungkinan mobil tidak akan lulus uji emisi.
Busi mudah rusak biasanya karena kesalahan pemilihan busi sesuai spek mesin. Terdapat perbedaan antara busi dingin dan busi panas, busi dingin bisa menghantar panas dari ujung busi ke cylinder head sehingga suhu di ruang bakar lebih rendah dan untuk busi panas bisa menghantar panas lebih lambat sehingga suhu di ruang mesin pun lebih panas. Busi panas dianjurkan untuk mesin yang mempunyai suhu pembakaran rendah karena dapat mencegah kerak. Busi dingin dianjurkan untuk mesin yang bekerja di temperature lebih tinggi, seperti mobil balap, mesin N/A ataupun force induction.
Daftar Pustaka

New Step 1
http//:pengetahuan_busi.wordpress.com (Selasa, 3 Januari 2012 jam 08.31 WIB)
http://blog.sewamobilsurabaya.com/?tag=ganti-busi (Senin, 12 Maret 2012 jam 12.00 WIB)
http://www.modifikasi.com/archive/index.php/t-5679.html (Senin, 12 Maret 2012 jam 12.20 WIB)http://www.tkjlover.web.id/2011/03/ganti-busi-lihat-kode-dan-perhatikan.html (Senin, 12 Maret 2012 jam 12.45 WIB)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar