Rabu, 05 September 2012

Dua Kalimat Syahadat


Asssalamu’alaikum Wr. Wb.

Riwayat Imam Baihaqi dari Abu Hurairoh. Datang Malaikat Maut (Malikat Izrail) mendatangi orang yang baru meninggal, kemudian Malaikat Izrail membelah anggota badan dari orang yang baru meninggal tersebut, di dalam tubuh orang tersebut tidak ditemukan amalan kebaikan. Kemudian Malaikat Izrail membelah hati orang tersebut, dan tidak juga menemukan kebaikan di dalamnya. Kemudian Malaikat Izrail melihat rahang dari orang tersebut dan didapatinya lidah orang tersebut masih menempel di langit-langit baru selesai mengucapkan kalimat tauhid: “Laa Ilaaha Illaallaah.” Dengan barokah ucapan kalimat Ikhlas tersebut, maka Allah ampuni segala dosa-dosanya.

Hadist Riwayat Abu Daud dan Ahmad dari Mu’az: “Siapa orang yang diakhir hayatnya mengucapkan Laa Ilaaha Illaallaah  pasti masuk syurga. Agar dapat mengucapkan kalimat tauhid diakhir hayat kita, maka perlu membiasakan diri dengan memperbanyak tahlil dan dzikir.

Imam Syafi’i berkata: Aku menemui seorang uskup (pemimpin umat Nasrani) yang sedang melakukan towaf di Makkah, aku bertanya kepadanya: “Mengapa kamu mengganti agama nenek moyang kamu denga agama Islam?” Uskup tersbut menjawab: “Aku meninggalkan agama lamaku dan menggantinya dengan agama yang lebih baik yaitu agama Islam.” Kemudian aku bertanya lagi: “Mengapa bisa terjadi?” Kemudian Uskup tersebut menceritakan peristiwa yang menyebabkannya ia berpindah dari agama Nasrani (Kristen) menjadi agama Islam. Suatu hari aku naik kapal laut, saat perahu sedang berada di tengah laut kapal tersebut pecah dan aku berada di atas papan dan ombak mendorongku hingga sampai di pulau di tengah laut. Di pulau tersebut banyak terdapat tanaman buah-buahan yang rasanya manis dan lembut daging buahnya. Dan di pulau tersebut mengalir sungai yang rasa airnya tawar. Aku mengucapkan syukur atas ni’mat yang aku terima. Pada saat menjelang malam aku mengkhawatirkan keselamatanku, maka aku naik ke atas pohon. Dari atas pohon aku melihat binatang melata muncul dari dalam air menuju ke daratan. Binatang tersebut mengucapkan: “Laa Ilaaha Illaallahul ghoffaar Muhammadur Rosulloh Nabiyul Muchtaar.” (artinya: Tiada Tuhan Selain Allah yang Maha Pengampun dan Nabi Muhammad adalah Utusan Allah yang terpilih). Karena takut aku berusaha lari menghindari binatang tersebut. Tapi terdengar binatang tersebut berkata: “Berhenti, jangan lari, aku tidak akan mengganggumu.” Aku berhenti dan menghampiri binatang tersebut. Kemudian binatang tersebut bertanya: “Apa agamamu?” Aku menjawab: “Agamaku Nasrani” Binatang tersebut berkata: “Celaka, engkau telah memilih agama yang salah. Kamu berada di wilayah yang dikuasai oleh jin-jin muslim, mereka akan mengganggu orang terkecuali dia beragama Islam.” Aku bertanya: “Bagaimana cara aku menjadi muslim?” Binatang tersebut berkata: “Ucapkanlah: ”Asshaduuan Laa Ilaaha Illaallaah Waashaduuana Muhammadar Rosullullaah.” Aku mengikuti ucapannya, kemudian binatang tersebut bertanya: “Apakah kamu ingin menetap disini atau ingin kembali ke negeri asalmu?” Aku menjawab: “Aku akan kembali ke negeri asalku.” Kemudian binatang tersebut berkata: “ Tunggulah disini, nanti akan ada kapal yang lewat.” Kemudian binatang tersebut meninggalkan aku dan kembali masuk ke dalam air. Belum sampai binatang tersebut menghilang ke dalam air, tak lama kemudian terlihat sebuah kapal melintasi pulau tempat aku terdampar, maka akupun segera melambaikan tangan memberi tanda agar dapat ikut dengan kapal tersebut. Di dalam kapal ternyata ada beberapa orang yang beragama Nasrani, kepada mereka aku menceritakan pengalamanku, pada akhirnya mereka tertarik untuk masuk ke dalam agama Islam.


CATATAN:
Ini saja yang dapat al-faqir rangkum dari isi penjelasan ta’lim yang begitu luas yang disampaikan oleh Al Ustdz. Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf. Semoga rangkuman ini dapat bermanfaat dan menjadi motivasi dalam menuntut ilmu.
Afwan Al-faqir tidak mencantumkan nama kitab dan pengarang dalam setiap rangkuman yang al-faqir kirimkan, karena ada permintaan dari Al Ustdz untuk tidak mencantumkannya. Karena disamping mengunakan kitab utama, beliau juga mengunakan kitab-kitab lain sebagai referensi untuk memperjelas dalam menerangkan permasalahan yang ada dalam kitab utama yang dibaca, harap dapat di maklum, terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar