Rabu, 05 September 2012

Laa Ilaaha Illaallah


Riwayat Syech Abdullah Alyafi’i dalam kitab Rowdattul Royahin: Dahulu ada seorang raja yang durhaka kepada Tuhannya. Kemudian ia ditangkap oleh rakyatnya. Rakyatnya bermusyawarah mencari hukuman apa yang pas untuk menghukum Raja yang dzholim tersebut. Akhirnya mereka sepakat untuk memasukkan Rajanya ke dalam tempayan yang besar dan dibawahnya ditaruh api yang berkobar. Dan mulailah Raja yang disiksa tersebut memanggil satu persatu Tuhan yang disemahnya. Tidak ada satupun Tuhan yang disembahnya dapat menolong dan memberikan manfaat kepadanya. Pada akhirnya ia mengucapkan: “Laa Ilaaha Illaallaah Maka Allah menurunkan air hujan yang cukup lebat sehingga memadamkan api tersebut. Kemudian berhembuslah angin kencang sehingga menerbangkan tempayan besar tempat menghukum Raja. Tempayan tersebut terbang hingga sampai ke negeri lain yang penduduknya belum memeluk agama Islam.

Riwayat Syech Abi Zein Al Qurtubi: Aku mendengar pada sebagian As’ar, bahwasanya orang yang mengucapkan “Laa Ilaaha Illaallaah sebanyak 70.000 kali adalah baginya tebusan dari api neraka. Maka aku amalkan itu bacaan dengan mengaharapkan keberkahan janji, maka aku lakukan untuk keluargaku juga. Datanglah kami pada seorang pemuda khasaf yang mengetahui keadaan di Syurga dan di Neraka. Dan banyak orang (jama’ah) yang melihat keutamaan pada pemuda ini di masa kecilnya. Kami memanggil/mengundang sebagian kawan ke rumahnya dan kami makan makanan, tiba-tiba pemuda itu menjerit sehingga kami berkumpul pada dirinya. Pemuda tersebut berkata: “Wahai paman aku melihat ibuku berada di dalam neraka.” Ada keinginan dalam diriku untuk mencoba mengamalkan bacaan:  “Laa Ilaaha Illaallaah sebanyak 70.000 kali bersama jama’ah yang hadir. Setelah kami selesai membaca, kemudian aku memerintahkan pemuda tersebut untuk melihat kembali keadaan ibunya. Ternyata pemuda tersebut melihat sekarang ibunya telah berada di dalam Syurga.

Rid’hah (Murtad) adalah bagian terkeji dari kekufuran. “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik dan mengampuni dosa selain itu, kepada orang yang Ia kehendaki.”

Dari Abi Darda: “Jangan kamu mensekutukan Allah dengan apapun juga, sekalipun kamu dipotong-potong ataupun kamu dibakar. Dan jangan kamu meninggalkan shalat yang 5 waktu dengan sengaja, siapa orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja, maka telah lepas dari orang tersebut jaminan Allah atasnya.

Siapa orang yang menyekutukan Allah, maka orang tersebut berada pada kesesatan yang nyata. Bahwasanya orang yang menyekutukan Allah, maka Allah menjauhkan atasnya Syurga dan tempatnya adalah di Neraka.

Jangan kamu minum Khamer (minuman keras). Karena sesungguhnya khamer itu adalah pembuka dari kejahatan. Tidak ada obat dari khamer.

Siapa orang yang telah menukar agama, maka bunuhlah ia. Allah tidak mengampuni dosa seseorang yang telah kufur setelah Islam selama ia tetap dalam kekufuran.

Banyak hal yang dapat menyebabkan orang menjadi kufur, diantaranya:
-        Ia menghitobkan bahwa ada benda yang dapat memberikan bantuan/pertolongan selain dari Allah.
-        Ia mengucapkan kalimat yang membuatnya menjadi kafir, sekalipun ucapannya tersebut mustahil terjadi. Misalnya: Ia mengucapkan bila turun hujan emas, maka aku akan kafir. Dengan ucapan tersebut ia telah menjadi kafir meskipun hujan emas tidak terjadi.
-        Ia meng-i’tiqodkan bahwa alam ini khodim, karena hanya Allah yang bersifat khodim, sedangkan alam bahru. Atau sebaliknya ia meng-i’tiqodkan bahwa Allah bahru.
-        Ia mengingkari sifat Allah, seperi: Allah Maha Melihat, Allah Maha Mendengar dll.
-        Ia mengatakan bahwa Allah itu berwarna atau Allah itu beranak.
-        Ia meng-i’tiqodkan bahwa shalat ada 6 waktu.
-        Ia meng-i’tiqodkan bahwa ada kewajiban puasa selain puasa Ramadhan.
-        Ia membenarkan semua agama yang ada atau meragukan kekafiran dari agama- agama selain Islam.
-        Ia bersujud kepada berhala, matahari atau benda-benda ciptaan Allah lainnya.
-        Ia ikut beribadah menuju gereja-gereja bersama orang-orang dari golongan mereka dan memakai pakaian seperti mereka.

CATATAN:
Ini saja yang dapat al-faqir rangkum dari isi penjelasan ta’lim yang begitu luas yang disampaikan oleh Al Ustdz. Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf. Semoga rangkuman ini dapat bermanfaat dan menjadi motivasi dalam menuntut ilmu.
Afwan Al-faqir tidak mencantumkan nama kitab dan pengarang dalam setiap rangkuman yang al-faqir kirimkan, karena ada permintaan dari Al Ustdz untuk tidak mencantumkannya. Karena disamping mengunakan kitab utama, beliau juga mengunakan kitab-kitab lain sebagai referensi untuk memperjelas dalam menerangkan permasalahan yang ada dalam kitab utama yang dibaca, harap dapat di maklum, terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Diterbitkan dalam rangka mengajak untuk menghadiri Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar